Lagi pengen bernostalgia, masa-masa mengejar penerbit, dari cuma kirim naskah, sampai nekat ngejar ke salah satu penerbit bermutu di Yogyakarta, lucunya, walau udah capek-capek ngejar penerbit, dan ternyata buku pertama saya, CIP tidak diterbitkan Bentang Pustaka (remind your bells ngga sih, kalau saya sebut nama Tetralogi Laskar Pelangi?), 2 bulan setelah novel saya terbit, rezeki memang ngga ke mana, saya dikontak salah satu orang dari BP, dan mereka tertarik dengan naskah saya, Traveling Hemat ke Benelux yang sudah saya tulis sejak 4 tahun lalu.
Jadi teman-teman yang masih berusaha, jangan pernah menyerah kalau baru ditolak 1 penerbit! semangat!!
Uhm, 6 Agustus 2009, sudah jam 12 malam tetapi aku masih chatting dengan Resi untuk membicarakan rencana perjalanan kami ke Yogyakarta & Singapore. Jam 12 – 1 pagi baru mulai memasukkan baju dan semua barang yang akan aku bawa besok ke backpack. Jam 1 dan selanjutnya aku tidak bisa tidur, terlalu excited dengan perjalanan ke Yogya dan juga takut tidak bisa bangun jam 4.30 pagi. Praktis aku hanya tidur 1-2 jam itu pun tidak berkualitas, tapi untunglah, setidaknya aku tidak telat untuk berangkat ke Gambir.
Jam 6 pagi, daripada nanti datang telat di Gambir, aku naik tukang ojek langgananku, si tukang ojek ini “nrimo”nya minta ampyun. Hari gini masih ada ya, orang yang kalau ditanya, “Mang, ke Gambir berapa?”
Si tukang ojek langgananku dangan senyum menjawab, “Yah terserah neng aja”.
Glek, kalau udah begini, kita pasti malah berbelas kasihan deh, ngga tega bayar murah.
Singkat kata motor ojek andalanku dengan meliuk-liuk di bentara lalu lintas padat dan macet Jakarya berhasil sampai ke Gambir hanya dalam waktu 40 menit!
Hari Pertama
Aku dan Resi sampai di stasiun Tugu sekitar pagi hari, dan setelah disambut serbuan tukang beca yang menawarkan harga sangaaaaat murah untuk rute Tugu-Malioboro, akhirnya kami sampai di penginapan di Jalan seberang Malioboro Mall. Hari ini kami tujuan kami melihat-lihat Keraton Jogja, ingin mencoba lewat di antara pohon beringin, penasaran aja sih, pengen tahu apakah aku bisa lulus ujian yang terkenal mitosnya ini tidak hanya terbatas di kalangan warga Yogyakarta, tapi juag turis-turis yang pernah datang ke kota gudeg ini.
Kelihatannya memang mudah, hanya melewati jalan diantara dua pohon beringin. Teorinya kan, sebelum mata ditutup kain, kita menghapal rute dan berusaha untuk jalan selurus mungkin. Eits, mungkin karena niatnya sudah ngga mulya, pengen riya, kalau berhasil melewati ujian ini akan ngomong2 ke teman-temanku
Benarlah! Boro-boro bisa sampai di antara pohon beringin, aku malah berjalan menjauhi tempat itu ke luar alun-alun. Temanku Resi pun langsung tertawa terbahak-bahak, “Udah Sar, jangan malu-maluin gue, ayo cabut!”
A Fun Fearless Female traveler (The Jakarta Post April 22nd, 2012) who likes to share her story on romance traveling novel. Author of best selling romance traveling novel, "Cinderella in Paris" & some books. Here, she wanna share her writing & photos (mostly about traveling physically and mentally aka contemplation). contact : sarimusdarcom@gmail.com twitter :@realsarimusdar unless mentioned, all pics are Sari's property
Trip With Sari Musdar
Facebook Badge
2010/06/06
Road to Cinderella in Paris get published
Former legal & HR practioner who finds peace in tafakir, writing and traveling. Book Author of best selling #cinderellainparis & some travel books. Founder of @click4tripID & @duniakerjaID | Mostly writing about traveling, tafakur and up to date info.
| Instagram @SariMusdar |
Facebook : Sari Musdar. Sari can be contacted at sari.musdar09@gmail.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Any comments, share your experience or ask?