Malam ini saat sedang menonton film Glee, tanpa sadar saya menikmati adegan lamaran pernikahan kedua tokohnya yang gay. Pikiran saya lalu mengembara ke pertengahan April 2013, saat pertama kali jadi saksi demonstran gay Paris yang menuntut disahkannya pernikahan sesama jenis.
Demo para lelaki (gay) muda bertopeng dan bertelanjang dada tetapi mengenakan celana jean warna warni (bahkan ada 1 demonstran mengenakan celana merah) yang memacetkan salah satu ruas jalan utama Paris ini, mungkin hanya punya daya pengaruh kecil dalam hal mempengaruhi pikiran orang banyak untuk menyetujui permintaan mereka, atau minimal simpati dengan hak yang mereka tuntut dari Negara.
Saya lihat banyak Les Parisien yang kebetulan terjebak di jalan itu mengerutu dengan ulah mereka karena bikin lalu lintas macet (ah, sudah pasti mereka belum lihat kekacauan lalu lintas jakarta).
Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan film glee yang bisa menyihir jutaan penontonnya dalam waktu bersamaan dan tanpa sadar memasukkan nilai-nilai yang mereka anut kepada alam bawah sadar para penontonnya yang kebanyakan anak muda. apalagi kali ini mereka khusus menyanyikan lagu-lagu The Beatles yang "abadi".
Tanpa bermaksud menyatakan saya sepakat pada nilai -nilai yang dipercaya pembuat film "Glee" atau pun menghakimi, saya acungkan jempol ke para script writernya, yang bisa menyusupkan pendapat mereka (tentang pernikahan sesama jenis anak-anak muda yang baru lulus SMA) ke penonton muda dengan narasi dan dialog yang sangat bagus dan indah tentang keagungan "cinta:.
Belajar dari sini, daripada kebanyakan orang kita yang hanya hobi mengutuk nilai-nilai yang menurut orang kita bertentangan dengan moral atau nilai-nilai Timur (saya sendiri galau, sebenarnya nilai Timur di milenium ke3 itu yang seperti apa?) sekarang ini cara paling tepat untuk "menguasai" dunia ya dengan tulisan. Tulisan seperti mantra, dia mempengaruhi alam bawah sadar dan pikiran pembacanya.
Bukan jamannya lagi melakukan kekerasan ramai-ramai memprotes paham yang kita ngga setujui, apalagi bikin jalanan yang udah macet parah, makin rusuh.
Mengutip kata - kata sohor dari penulis yang saya kagumi, Pramoedya Ananta Toer, "menulislah...kerna dengan tulisan suaramu akan didengar banyak orang sepanjang masa"
Menulislah, dari sekarang, jika kamu ingin didengar.
A Fun Fearless Female traveler (The Jakarta Post April 22nd, 2012) who likes to share her story on romance traveling novel. Author of best selling romance traveling novel, "Cinderella in Paris" & some books. Here, she wanna share her writing & photos (mostly about traveling physically and mentally aka contemplation). contact : sarimusdarcom@gmail.com twitter :@realsarimusdar unless mentioned, all pics are Sari's property
Trip With Sari Musdar
Facebook Badge
2014/02/10
Kekuatan Tulisan : Menulislah jika ingin didengar
Former legal & HR practioner who finds peace in tafakir, writing and traveling. Book Author of best selling #cinderellainparis & some travel books. Founder of @click4tripID & @duniakerjaID | Mostly writing about traveling, tafakur and up to date info.
| Instagram @SariMusdar |
Facebook : Sari Musdar. Sari can be contacted at sari.musdar09@gmail.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Senang baca tulisannya Mbak Sari... Aku sedang merintis jalan menjadi penulis, Mbak. Mampir ke blogku yuk...
ReplyDelete