Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2010/06/05

Jalan-jalan murah ke Eropa, jadi backpacker yuk! (bagian 1)

Tulisan ini menjadi 1 bab di buku Traveling Hemat ke Benelux, yang akan diterbitan Bentang Pustaka (B First), bab-bab lainnya bercerita tentang Cara pengurusan Visa Schengen, informasi penting, tips dan saran trip hemat, nyaman dan aman terutama untuk solo traveler. Super duper lengkap deh.. termasuk contoh itenerary di setiap kota dan kalkulasi biaya (13,5 juta), dan dijamin setelah membaca buku ini teman-teman akan dengan mudah merancang trip sendiri.


Untuk selengkapnya beli bukunya ya nanti di Gramedia :-)

Sewaktu kecil saya pernah menonton film biografi perjalanan hidup penulis Inggris Ernst Hemingway. Melihat film itu –kecuali petualangan cintanya- saya ingin sekali bisa menjadi Hemingway, menjadi penulis yang piawai menggambarkan karakter tokoh-tokohnya dan latar belakang tempat cerita novelnya dengan sangat baik, sehingga berhasil membawa pikiran pembaca terbang ke tempat-tempat yang dia sebutkan. Di film itu dia menjelajah ke berbagai kota di beberapa benua dan berinteraksi dengan orang-orang yang ia temui di perjalanan.

Saya yang dari kecil memendam cita-cita menjadi seorang penulis dan pelukis, diam-diam ingin memulai perjalanan melihat dunia lain. Sebagai anak Indonesia yang tidak pernah melihat salju, saya ingin sekali berpetualang ke Eropa. Selain ingin berinteraksi dengan masyarakat setempat, saya juga ingin melihat, merasakan, menyentuh dan bermain salju dengan jari-jemari saya seperti yang saya lihat di film-film Amerika.

Maka mulai bulan Juli 2005 saya mulai menjelajah di internet untuk mendapatkan informasi tentang pengurusan visa, maskapai penerbangan yang murah dan aman, tempat-tempat yang akan saya kunjungi selama di Eropa serta bagaimana bepergian sebagai ”solo traveller” dengan cara aman. Karena anggaran saya hanya sekitar 20 juta rupiah, dan saya baru pertama kali berwisata ke Eropa sendiri, saya memutuskan untuk pergi ke negara-negara yang relatif aman. Italia sebenarnya negara yang ingin saya kunjungi, tapi  terpaksa  harus saya lewatkan karena terkenal banyak pencopetnya. Saya masih trauma pernah kecopetan di dalam bis, dan belum siap untuk bepergian ke kota Roma yang pencopetnya canggih dan piawai melakukan aksinya. Keluarga saya tahu, saya termasuk orang yang agak kurang hati-hati, jadi kakak-kakak saya wanti-wanti untuk tidak ke Roma.

Pertengahan November 2005 saya mulai merancang rencana perjalanan dan anggaran. Hm, lumayan seru, setiap sore saya semangat mengerjakan proyek perencanaan jalan-jalan ke Eropa ini. Saya rencanakan akan ke Paris di pertengahan bulan Februari. Tanggal 25 November saya mengurus pembuatan paspor di kantor imigrasi Cikokol Tangerang. Tidak seperti sekarang, saat itu pengajuan paspor harus diajukan di KANWIL imigrasi sesuai KTP. Niat mulianya sih tidak ingin lewat ”jalur khusus”, tetapi karena tidak mungkin cuti 2 hari hanya untuk urusan paspor, apalagi harus bolak balik ke Cikokol yang ternyata letaknya nun jauh di luar Jakarta. Terpaksa saya minta bantuan seorang teman yang bekerja sebagai IT di sana. Dengan mengeluarkan uang Rp 500.000, paspor selesai dalam waktu satu hari.

Urusan paspor selesai, kini saya melangkah ke urusan yang lebih rumit, mencari tiket termurah dan pengurusan visa Schengen. Semula negara kunjungan pertama adalah Perancis. Setiap malam saya komunikasi intensif dengan kakak di Perancis melalui YM. Kami bolak balik berkorespondensi demi mendapat kelengkapan dokumen dari kakak, selaku pihak sponsor untuk pengajuan visa saya. Setelah menunggu dokumen asli dikirim kakak dari Perancis, di akhir November di tengah ijin makan siang, saya tergopoh-gopoh membawa dokumen ke Kedutaan Perancis di Jalan MH Thamrin di sebelah Sarinah.

Baru saja berdiri di depan loket, tenyata petugas wanita di hadapan saya mengatakan dokumen saya kurang lengkap. Aneh, di formulir dan website yang saya baca tidak disebutkan secara detil berkas dokumen apa saja yang harus disediakan oleh kakak saya selaku orang yang akan mensponsori saya selama saya tinggal di Eropa. Padahal saya sudah membawa surat sponsor yang dilegalisasikan oleh ”la Maire” atau kantor walikota tempat kakak saya tinggal dan bukti slip gaji kakak ipar saya. Tapi saya masih dimintai, tanda bayar pajak dan gas selama 3 bulan berturut-turut yang dilegalisasi pejabat berwenang. Kok ribet ya? Apalagi dua orang petugasnya yang wanita dan berdarah 100 % Indonesia itu, sombong dan ketusnya minta ampun. Malas rasanya harus kembali ke Kedutaan Perancis melihat muka mereka apalagi kalau harus menyembah-nyembah hanya demi selembar visa schengen menempel di paspor saya.

Terpaksa mimpi saya untuk melihat salju di Eropa harus diurungkan. Tetapi bukan berarti saya patah semangat. Saya mulai mencari alternatif lain. Biro perjalanan tempat saya memesan tiket memberikan informasi pengurusan visa Schengen di Kedutaan Belanda jauh lebih mudah, apalagi jika saya mengajukan visa turis tanpa sponsor, artinya saya harus memesan hostel dari Indonesia. Maka mulailah saya mengubah rencana. Bulan Mei adalah bulan terbaik dari segi cuaca dan promosi harga untuk berbagai akomodasi dan transportasi. Februari saya mulai mencari informasi persyaratan pengajuan visa schengen di Kedutaan Belanda. Saya  menghubungi biro wisata untuk mencarikan harga tiket promosi ke Amsterdam, dan riset di internet hostel-hostel di kawasan Amsterdam yang murah di hostelworld.com.

Di akhir bulan Februari, biro perjalanan memberitahukan harga termurah untuk tanggal keberangkatan 16 - 19 Mei. Wah saya harus gerak cepat nih, jangan sampai kesempatan ini terbuang percuma. Harga 832 USD dengan penerbangan KLM termasuk harga termurah dibandingkan harga-harga penerbangan maskapai lainnya yang berkisar 900 – 1200 USD saat itu. Awal bulan Mei, setelah semua dokumen siap, saya langsung pergi ke Kedutaan Belanda di Jalan Rasuna Said.

Untunglah petugasnya –yang juga orang Indonesia- jauh lebih ramah dan kooperatif dibandingkan petugas di Kedutaan Perancis. Saya sempat cemas, karena wanita muda di depan saya sempat ditolak berkasnya. Saat saya mencuri dengar, karena ketidakjelasan hubungan si pemberi sponsor di Belanda, keuangan, pekerjaan si gadis, dan memang dari penampilannya yang seronok, membuat orang berprasangka yang bukan-bukan. Untunglah, hari ini saya memakai pakaian kerja, sehingga petugas yang mewawancarai saya memperlakukan saya dengan baik. Hanya ada wawancara singkat dan saya disuruh memperlihatkan semua dokumen-dokumen. Begitu mereka bilang dokumen saya sudah lengkap, saya diperbolehkan pulang dan akan dihubungi lagi paling cepat 8 hari.

Selama 8 hari saya menanti telpon dari kedutaan, sempat panik, karena orang dari biro wisata sudah mengejar-ngejar saya untuk konfirmasi ”issue” tiket, padahal saya belum tahu akan dapat visa Schengen atau tidak. Di hari ke delapan, suatu siang petugas wanita di Kedutaan menelpon saya dan menginformasikan visa saya sudah bisa diambil. Saya hampir saja berteriak girang selesai menutup ponsel saya dan segera menelpon agen di biro wisaa tiket bisa dikeluarkan. Besok paginya saya langsung ke Kedutaan dengan wajah riang, terbayang Amsterdam dan Paris di depan pelupuk mata!

Malam hari dengan semangat reformasi saya langsung membuat packing list dan mengatakan kepada kakak saya di Perancis visa schengen saya akhirnya keluar! Paris, je vais y venir! Saya segera menghubungi teman SD saya yang telah lama tinggal di Amsterdam dan bekerja di sana sebagai DJ. Dia tampak senang dan dengan senang hati akan menjemput saya dan memperkenalkan saya dengan istrinya, kami pun bertukar nomor telephone.

Tanggal 19 Mei 2006, ah, akhirnya hari ini tiba juga. Satu jam sebelum saya berangkat ke bandara Sukarno Hatta, saya cek lagi tas bawaan saya. Setelah yakin tidak ada yang ketinggalan, saya berangkat ditemani ibu dan kakak serta suaminya. Kami berangkat 4 jam sebelum jam keberangkatan pesawat. Maklumlah, rumah saya berada di jalur macet 24 jam. Saya ingat, tiga tahun lalu saat pergi berlibur ke Perancis, kakak nomor 3 saya, Mbak Asri, pernah ketinggalan pesawat ke Paris. Jadi lebih baik datang lebih awal dari pada terlambat.
Setelah check ini dan berpamitan dengan ibu, kakak dan kakak ipar, akhirnya saya masuk ke dalam ruang tunggu di Bandara. Pesawat KLM-810 berangkat jam 18.45 dari Bandara Cengkareng menuju Schipol. Penerbangan ini memakan waktu sekitar 15 jam dengan transit selama 2 jam di Bandara Kuala Lumpur. Saya duduk di tengah dua orang lelaki paruh baya yang tampaknya bukan tipe orang yang suka beramah tamah dengan orang baru. Saya sempat berbicara sekenanya menanyakan tujuan mereka, dan ternyata tujuan mereka bukan ke Amsterdam, melainkan ke Kuala Lumpur. Alhamdulillah, saya tidak perlu berlama-lama dengan tetangga yang kurang ramah seperti mereka, hehehe.

Pesawat transit selama dua jam di Kuala Lumpur. Dibandingkan dengan bandara Sukarno Hatta, walaupun sama-sama Negara di Asia tenggara dan sama-sama orang Melayu, Bandara KL jauh lebih bersih, modern dan nyaman. Setelah check in kembali ke pesawat, saat duduk di kursi saya dan berdoa semoga perjalanan 13 jam ini tidak membosankan, karena saya bukan tipe orang yang mudah tidur, apalagi di dalam perjalanan. Untunglah dari Kuala Lumpur duduk manis di samping saya seorang laki-laki dari New Zealand, Andrew Dooney.

Lelaki berkaos ”Summer 2006” berwarna hijau pupus ini kemudian menjadi teman seperjalanan di pesawat, sehingga sisa waktu 13 jam berikutnya tidak jadi membosankan. Teman sekursi saya ini bisa dibilang hampir terbang mengelilingi setengah planet bumi. Bayangkan saja, kalau dihitung – hitung dia harus menempuh perjalanan dari New Zealand ke Dublin, Irlandia selama 24 jam dengan transit di 3 airport. Melbourne, KL dan Amsterdam ! Andrew ternyata backpacker yang sudah banyak bepergian ke banyak tempat di dunia, dari Eropa Barat dan Timur, Afrika, Canada, Amerika Utara dan Selatan serta Asia. Dari dia saya mendapatkan masukan berharga tentang Bandara Schipol yang super besar dan kota Amsterdam .
Setalah berfoto bersama Andrew dan berpamitan, saya melanjutkan langkah ke bagian imigrasi di bandara Schipol yang megah. Mungkin karena tampang saya yang polos dan kelihatan jauh di bawah umur saya yang sebenarnya, saya tidak mengalami masalah di loket imigrasi Schipol. Tidak ada pertanyaan yang aneh-aneh, tanpa harus membuka koper, saya bisa melenggang dengan nyaman melewati pemeriksaan imigrasi. Saya sempat melihat gadis Thailand yang diinterogasi oleh pertugas di loket imigrasi, dibawa ke kantor khusus oleh petugas.

Setelah urusan imigrasi, saya sempat terbingung-bingung karena teman SD saya yang semula berjanji akan menjemput ternyata tidak muncul tanpa pemberitahuan. Saya berusaha menghubungi dia dengan sms, telpon saya ini bisa beroperasi di semua negara. Tetapi teman saya ini tidak membalas sms saya. Sempat panik, karena ini di luar rencana dan salah saya tidak mempersiapkan rencana B jika dia wan prestasi tidak bisa menjemput saya, saya memutuskan duduk di kursi yang berjejer di dekat pengambilan bagasi di dalam Bandara.

Saya membolak balik Lonely Planet, mencoba mendapat wangsit dari Kitab Suci para backpacker sedunia ini.  Setelah tenang, saya beranikan diri untuk bertanya pada orang setempat bagaimana untuk mencapai tempat penginapan ”Flying Pig Hostel” yang sudah saya pesan melalui website hostelworld.com. Bapak Belanda yang saya tanya tampak kasihan melihat tampang saya yang dikira masih ABG. ”Kamu yakin mau menginap di sana?” Saya hanya terdiam, karena kurang tahu keadaan Amsterdam. ”Itu termasuk tempat yang kurang aman, jauh dari keramaian dan sepi kalau malam. Aksesnya cukup sulit dijangkau, karena kamu harus jalan kaki lumayan jauh dari stasiun kreta. Lebih baik kamu memesan penginapan di daerah sekitar Jalan Voorburgwaal, itu dekat ke mana-mana dan banyak backpacker remaja seperti kamu”.

 Ah untunglah saya bertemu orang baik. Kembali saya buka buku Lonely Planet dan menemukan Bob Youth Hostel yang harganya memang 5 euro lebih mahal dari hostel sebelumnya. Saya segera menunjukkan halaman Lonely Planet saya ke Bapak yang duduk di samping saya. ”Ini cukup aman Pak?” Bapak itu mengangguk. Dipikir-pikir memang lebih baik memilih hostel yang berada ditengah-tengah pusat kota, akses mudah dan aman. Saya segera bangkit dan mencari tanda ”i” untuk menemukan pusat informasi turis di dalam bandara ini. Saat menoleh ke satu ruangan di sebelah kanan, saya lihat gadis Thailand yang tadi diinterogasi beberapa petugas Imigrasi digelandang ke bagian pemberangkatan.

Walaupun semua informasi / papan petunjuk dan nama jalan ditulis dalam bahasa Belanda, tetapi untunglah kita tidak perlu bisa berbahasa Belanda di sini, karena sebagian besar penduduk bisa berbicara dan mengerti bahasa Inggris. Bandara yang bangunannya modern, bersih dan sangat besar ini mempunyai fasilitas yang lengkap. Di Bandara Schipol terdapat pusat informasi turis sehingga kita bisa mendapatkan informasi tempat-tempat wisata di Belanda dengan pelayanan yang professional dan ramah. Karena sistem yang terintegrasi, tanpa perlu keluar gedung kita bisa mendapatkan kereta antar kota dan antar negara di stasiun bawah tanah.
Dari stasiun Schipol saya naik kereta dengan tiket seharga 3,60 euro yang akan membawa saya ke Stasiun Amsterdam Centraal setelah perjalanan 20 menit. Sempat kerepotan dengan bawaan saya saat masuk ke kereta yang pintu masuknya tidak sejajar dengan lantai stasiun. Untunglah ada sepasang orangtua Indonesia yang menolong saya. Saya sempat berbincang-bincang sebentar dengan mereka yang kebetulan akan mengunjungi anaknya yang kuliah di Universitas Amsterdam. Begitu keluar dari stasiun, hujan gerimis datang tanpa diundang dan bodohnya saya lupa memasukkan payung ke dalam tas ransel saya! Padahal buku Lonely Planet sudah mengingatkan, jangan pernah lupa membawa payung/ jas hujan saat kita ke Amsterdam  di musim semi dan panas, karena curah hujan kota ini yang cukup tinggi.

39 comments:

  1. halo mba saya sekarang di belanda sedang sekolah di utrecht, pingin ke paris tapi cari yang murah gimana caranya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba mampir website ini : www.megabus.co.uk
      saya sering pergi dr Amsterdam-Paris dgn harga promo return cuma 2,50 pounds (megabus perusahaan inggris jd pakai poundsterling). Tp harus pakai credit card untuk pembayarannya.

      Succes en veel plezier! ;)

      Delete
    2. Halo Anonymous, kalau ngga betah naik bis yg lebih lama, coba naik TGV (mahal sih) atau euro rail

      Delete
  2. kira2 budget.a brp yah mbaa saya penegn ke london hehehehe ehemm salam kenla sblumnyaa/..... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Maher,

      Thanks sudah mampir ke sini. Kami ada trip April 2013 dgn biaya lebih murah dibanding biro travel di Indonesia. kalau berminat masih ada seat, bisa kontak sari.musdar09@gmail.com akan saya kirim itinerary dan perkiraan harga. Bisa juga gabung di fan page Click4trip di Facebook

      Delete
    2. mbak,kalau ada info penerbangan ke london dg tarif yg terjangkau y mba, dalam taun dpn,...makasihhh

      Delete
  3. Mbak sari...utk trip yg april 2013 masih ada seat? Bisa pesen utk 2 orang?
    Mohon info ke : my.prefab@gmail.com

    Thanks
    My

    ReplyDelete
    Replies
    1. anonymous : ada additinal seat 4-5 saya kirim email ya

      Delete
  4. mba sari, kira2 berapa ya budgetnya kl mau ke swiss, itali, roma dan paris ? thanks sebelumnya ya mba n salam kenal.....ratna

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Mbak Ratna,

      budget tergantung gaya hidup, kalau cuma mau stay di hostel bisa 18 juta dgn pesawat dll

      Delete
  5. halo aku ada email ke sari dengan email ciaxxn@yahoo.com tolong dibales ya thankyouuuu

    ReplyDelete
  6. mbak bisa mnt info trip april 2013? emailku sellyibnu@gmail.com, tks

    ReplyDelete
  7. mba sari salam kenal sebelumnya..mengenai trip mba bulan April mohon info lengkapnya banget2 yaa :D lewat email aq dewi_tfn@yahoo.com makasih bgt sebelumnya:)

    ReplyDelete
  8. hai mba.. salam kenal. saya berencana pergi ke london & paris, tapi tidak ingin pada saat summer. lebih senang winter/spring. ada pencerahan? :D
    thank you

    ReplyDelete
  9. hai mba.. salam kenal. aku berencana untuk backpacker ke london & paris, tidak di summer. lebih suka winter/spring. ada pencerahan kah? :D
    terima kasih

    ReplyDelete
  10. salam kenal . mohon info kapan ada lagi backpaker ke eropa , kasih kabar donk . pengen bangett bisa ikut gabung . mudah2an bisa prepare lebih awal. mohon kasih kabar ke : viro_ariez@yahoo.co.id
    makasih yaa.

    ReplyDelete
  11. hai mb sari, salam kenal, kl ada info trip ke eropa bareng aku mau dong di kabarin, tertarik sangat , berdua suami, tks ya mbaak, ditunggu emailnya di ellenpaddy@gmail.com

    ReplyDelete
  12. hallo,salam kenal ya. aku mau nanya di eropa ada lokal guide yang bisa nuntun ngga. kalau ada,biayanya berapa perhari? Kalau ada yang tau mohon di info ya.thnks

    ReplyDelete
  13. Halo MBA Sari, rencana saya mau tahun baru di Prancis, ada yg tau paket tour gk? Terima kasih

    ReplyDelete
  14. Hallow...nyari hotel yg strategis deket centraal station susah ngga yah? nyari di internet harganya mahal semua...lg di norway nih, pengen week end di amsterdam tp cari budget hostel <50 USD

    ReplyDelete
  15. Mba Sari nti klo ada trip k Eropa boleh dong di email k adeaje13@gmail.com

    ReplyDelete
  16. Mba Sari klo ada trip k Eropa kirim email k saya yah d adeaje13@gmail.com

    ReplyDelete
  17. Temans, terimakasih sudah mampir, bisa kirim email ke sari.musdar09@gmail.com

    Akan ada trip lagi akhir April atau awal Mei.
    Kami juga buat trip Winter in Melbourne and Victoria Juli 2014

    ReplyDelete
  18. Pagi mba.., punya info trip ke kanada? sekalian sy mau berkunjung ke teman.
    bisa info ke andykusumayadi@gmail.com.
    terima kasih banyak Mba..

    ReplyDelete
  19. Kapan ada trip Europe Lagi, boLeh info mba Sari ntuk trip MeLbourne, biaya kena berapa.. Thanks

    ReplyDelete
  20. hi mb sari,aq minta info penerbangan ke paris yg murah donk untuk sekali jalan,karna th depan ada rencana kerja disana.thx be4

    ReplyDelete
  21. thanks for the info kak :) sangat membantu..

    ReplyDelete
  22. kapan ada trip ke eropa lagi mbak? please email lulukmarifah@gmail.com.. thank you

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Zahra : Oktober 2014 atau Mei 2015 join fan page saya yuks di http://www.facebook.com/click4trip

      Delete
  23. mba, kapan ada trip ke eropa lagi? pengen donk info nya. please email ke lulukmarifah@gmail.com

    ReplyDelete
  24. mba, kapan ada trip ke eropa lagi. info nya donk ke lulukmarifah@gmail.com

    ReplyDelete
  25. Mau joint untuk tahun 2015 mba bisa email ke mesylamsumihar@yahoo.com.thx

    ReplyDelete
  26. Dear mba sari

    apakah ada plan untuk trip tahun 2015?
    dan saya mempunyai planing untuk tur eropa dan terakhir ke manchester, apakah ada advice untuk perkiraan biaya ke sana(gaya backpacker ya mba).:). boleh di kirimkan ke email alitherwindo@gmail.com

    thank you mba

    ReplyDelete
  27. pertanyaan saya sama dengan mas alit,,,untuk 2015,, ada ngga keeropa nya?? 0896.8888.6868 .. makasih Mba

    ReplyDelete
  28. Teman-teman mohon maaf tidak bisa menjawab satu per satu.

    Tahun 2015 insya ALLAH akan bikin pas Sring dan musim gugur. Tema untuk Spring "Latin Lover Journey"


    Euro trip 2015 "LATIN LOVER JOURNEY" khusus utk kelompok keluarga dari KPC Sangatta.

    Route : Milan, Florence, Pisa, Verona (Romeo & Juliette), Venice, Paris, Mont Saint Michel, Bordeaux, Vittoria Gasteiz, Saragozza, Barcelona, Marsiglia, Aux de Profence, Cannes, Grasse, Nice, Monaco

    Minat gabung?

    sarimusdarcom@gmail.com
    http://www.facebook.com/clikc4trip

    ReplyDelete
  29. Cheap price mbak, apakah ada untuk lokal trip mbak Sari?

    Jika pecinta travelling boleh gabung sama kita jika mbak berkenan,
    Kita ada program poin reward untuk member traveller yang komentar, membuat topik, dsb

    Kegunaan poin ini?
    Bisa di tukarkan dengan pulsa, kaos, booking hotel/penginapan, paket liburan dll..

    - Daftar gratis,
    - Tidak ada pungutan biaya apapun
    - Tidak ada limit poin komentar/topik/dll..

    Lebih jelasnya check this out.. http://www.expedizi.com/topic/program-expedizi-poin

    ReplyDelete
  30. makasih share-nya. banyak membantu saya.

    ReplyDelete
  31. mbak sari...mau nanya, aku kan ada mo ke eropa ( swiss ), nah kebetulan aku pake KLM dan transit sekitar 4 jam di Schipol. bisa ngk yah kitakeluar jalan2 di amsterdam ( di kotanya ) selama menunggu waktu transit.

    Thanks Mbak

    ReplyDelete

Any comments, share your experience or ask?