Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2011/07/28

Ibu, 2 kontradiksi dalam 1 Raga

Semalam, saya mendatangi acara yang menurut saya lumayan memberikan pencerahan dan motivasi. Iwan Setiawan, penulis Novel/ Memoir yang menurut saya sangat inspiratif. Penulis "9 Summers 10 Autums" yang berbadan kecil -bahkan sejak SD hingga kuliah dia merasa minder karena berbadan kecil- ini mempunyai semangat dan motivasi setinggi gunung. Saya bisa merasakan aura percaya diri dari orang ini, aura orang yang tidak mudah patah semangat dan putus asa.

Lahir dari ayah yang hanya lulusan SMP dan bekerja sebagai supir angkot di Malang dan ibu Jawa yang lugu yang hanya sempat mengecap sekolah SD, Iwan berhasil menaklukan New York selama 10 tahun.

Berkali-kali dia berucap, Ibunya pahlawan di balik keberhasilan dia. Ibu yang menurut dia tidak berpendidikan bagus, tetapi sangat mencerahkan. Ibu Jawa yang polos dan lugu, tapi mempunyai cita-cita dan visi besar yang yakin bisa dicapai, "Biarlah ibu hidup sengsara, yang penting kalian anak-anak ibu bisa sekolah tinggi".

Maka di saat mereka kekurangan uang untuk sekolah, Ibu yang sangat yakin dengan mimpinya ini (melihat anak-anaknya mempunyai kehidupan yang jauh lebih baik karena pendidikan) dengan berani memilih untuk menjual mobil angkot satu-satunya sumber penghasilan keluarga ini, agar Iwan bisa sekolah sampai ke Perguruan Tinggi.

Tanpa terasa mata saya berkaca-kaca, setiap si penulis menyebut jasa ibunya. Ibu yang tetap menyemangati anaknya di saat anaknya mulai putus asa.

Betapa angkuh dan durhakanya kita, jika dengan bangga menepuk dada segala pencapaian kita sampai detik ini -apa pun itu--adalah karena kerja keras kita, dan melupakan peranan Ibu.

Saya teringat ibu saya.

Ibu yang sewaktu kecil dengan sabar dan telaten mengajari saya membaca dan berhitung sebelum saya masuk sekolah. Ibu yang lebih heboh dan sibuk saat saya ujian di sekolah, dengan menyiapkan telur 1/2 matang,  susu dan malamnya bersujud memohon kepada Tuhan untuk memberikan kemudahan saat anaknya mengerjakan ujian.

Ibu yang ikut sibuk menyiapkan pakaian sekolah, menyampul buku-buku pelajaran saya. Ibu yang ikut begadang sampai malam saat saya belajar dan membuatkan minuman hangat.
Ibu yang ikut sibuk jika ada prakarya (pekerjaan tangan).

Ibu yang diam-diam berdoa tidak henti saat anaknya berusaha mendapatkan pekerjaan pertama.

Saya yakin, disadari atau tidak oleh setiap anak, dibalik keberhasilan seorang anak, pasti terdapat ibu yang meskipun terlihat lemah , tapi kuat. Ibu yang tidak pernah mengeluh dan sabar menemani anaknya belajar, mengajari kata-kata baru saat kita belum sekolah. Ibu yang rela berkorban dengan cara apa pun asalkan anaknya lebih bahagia dari dia. Ibu yang ikhlas melakukan apa saja demi tercapainya cita-cita sang anak. Ibu yang jauh lebih bisa merasakan kebahagiaan saat kita berhasil. Ibu adalah motivator pertama yang kita kenal, yang selalu meyakinkan kita bisa mencapai mimpi-mimpi kita, Ibulah yang selalu menjadi pendukung dan fan pertama kita. Ibulah yang akan menghibur di saat kita jatuh dan belum berhasil sementara orang lain akan menyela atau mengejek. Ibu selalu ada di belakang kita.

Kepada semua ibu, berbanggalah kalian karena telah dititipkan anak.

Tulisan ini saya persembahkan untuk Ibu saya dan para Ibu.

Tembagapura, 27 Juli 2011.

Sari Musdar

No comments:

Post a Comment

Any comments, share your experience or ask?