Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2013/12/07

Film "99 Cahaya di Langit Eropa", sisi lain eropa yang belum pernah diulas. (recommended movie)



Bulan Desember ini banyak film Indonesia yang bagus ya, salah satunya yang sudah saya tonton Film “99 Cahaya Di Langit Eropa” (selanjutnya disingkat 99CDLE). Senang rasanya melihat kemajuan industri film Indonesia. Dan 99CDLE adalah film Indonesia kesekian yang berlatar belakang dan mengambil cerita tentang Eropa. Film ini memang diadaptasi dari novel laris Hanum Rais yang berjudul sama. Kebetulan dan saya sangat beruntung, Jumat pekan lalu saya mendapat undangan dari “Public Relation Edelman” untuk menonton gala premier film 99CDLE. 


Memang agak sulit menuangkan tulisan dalam buku ke media film, biasanya jika novel laris difilmkan, banyak pembaca novel yang setia kurang puas dengan versi film dari novel. Hanum juga sempat menceritakan itu di saat press conference Gala Premier film ini. Tapi menurut saya, Film 99CDLE berhasil melakukan kompromi yang bagus, memilah-milah apa yang harus dimasukkan dalam film ini, dan beberapa adegan tetap menggunakan bahasa asli penutur. Ini mungkin bisa terjadi karena kerjasama yang baik antara penulis dengan tim Maxima Pictures dan mungkin juga karena keterlibatan langsung penulis dalam penulisan skenario Film 99CDLE. 


Jika diibaratkan secangkir minuman, Eropa bisa dibilang seperti minuman surgawi yang makin diteguk makin membuat orang penasaran. Walau sudah banyak novel & film dibuat dengan setting tempat Eropa atau ide cerita tentang Eropa, tetapi Eropa tidak pernah kering menginspirasi para penulis novel dan pembuat film. Film 99CDLE bercerita tentang Eropa dari sudut pandang idealisme dan jati diri penulis novel Hanum Rais dan Rangga sebagai muslim. Kebetulan disanalah secara “kebetulan” Hanum rais mendapatkan pencerahan. Film 99CDLE memang berdasarkan kisah nyata penulis novelnya dan menurut saya Hanum Rais sungguh beruntung dipertemukan Tuhan dengan Fatma Pasha, wanita muslimah keturunan Turki yang tinggal di Vienna. Dari pertemuan dengan Fatmalah cerita bergulir dan mempertemukan Hanum dengan ahli sejarah, wanita Perancis, Marion yang juga mualaf. 


Di film ini kita tidak hanya disuguhkan gambar-gambar indah Vienna, Paris, Istanbul, Cordoba (bagian 2) dengan sudut-sudut pengambilan kamera yang tidak biasa, tapi juga belajar bagaimana kehidupan toleransi beragama di Eropa. Film 99CDLE membawa saya pada pelajaran sejarah di SMP dulu, guru sejarah saya, Bu Har sangat semangat saat menceritakan sejarah Jaman Pertengahan, saat Islam sedang jaya-jayanya dan mempengaruhi Eropa dalam berbagai aspek. Kebetulan saya sudah 2 kali ke Musee du Louvre di Paris seharian penuh, karena saya suka melukis dan tertarik dengan sejarah dunia, tapi dari Film 99CDLE saya baru tahu ada tulisan "Laa Ilah ha ilallah" di kerudung Bunda Maria dan lukisan Monalisa (“la joconde”). 

Jaman Pertengahan memang banyak seniman eropa yang menulis tulisan Arab tanpa tahu apa artinya. Ini contoh budaya Islam yang mempengaruhi seni rupa Eropa. Inti dari film ini adalah toleransi beragama dan saling menghargai manusia. Terutama untuk muslim tidak malu dengan jati dirinya sebagai muslim saat tinggal di Eropa, tapi tetap bisa beradaptasi dan bergaul dengan sesama manusia terutama tetangga di sana. Pesan-pesan itu dikemas apik tanpa kita merasa sedang digurui. Sungguh saya sangat khusyuk menikmati film 99CDLE, hingga pada scene Hanum dan Rangga bertemu Fathin, penyanyi remaja yang sedang naik daun, yang di film diceritakan sedang shooting video klip di Vienna, kekhusyukkan saya terburai dan terusik. 


Inilah industri film, mungkin Fathin dimasukkan sebagai penarik penonton remaja. Padahal menurut saya tanpa ada Fathin film ini sudah sangat menjual, atau tidak masalah Fathin dimasukkan tapi sebagai pemeran salah satu tokoh, pastinya akan lebih “ngga maksa”. 


Lepas dari satu keluhan saya di atas, secara garis besar, film ini sangat menarik untuk ditonton bahkan berkali-kali dan saya sudah tidak sabar menunggu bagian kedua dari Film 99CDLE!!

Oia, acting para pemeran dalam Film 99CDLE patut diacungi jempol, kebanyakan dari mereka pemain sinetron, tapi di film ini kebanyakan dari mereka bermain bagus dan natural. Permainan pendatang baru dan juga aktris cilik, Gecca yang berperan sebagai anak Fatma menarik perhatian saya, dan juga Raline shah yang bermain apik dan sangat kelihatan bersahaja di film ini, termasuk juga Alex Abad, mantan VJ MTV ini bisa bermain apik sebagai muslim fundamental (dalam artian berusaha mematuhi semua ajaran islam, salah 1 contohnya lebih memilih Sholat Jumat dibandingkan ikut test di kampusnya) asal Pakistan. 

Nah silakan simak dulu trailer film ini :) 








No comments:

Post a Comment

Any comments, share your experience or ask?