Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2013/05/31

Jawaban yang tertunda - Cinderella in Paris

Selesai melakukan proof reading 'Cinderella in Paris', saat membuka Facebook, mata saya tertumbuk pada foto "InterNations". Foto yang berkaitan dengan traveling dengan kutipan kalimat yang sangat 'jleb' menurut saya, "The best journeys in life are those that answer questions you never thought to ask" Rick Ridgeway (environmentalist, pembuat film, penulis dan pendaki gunung). 




Banyak jawaban yang datang tanpa saya memaksa diri mencari jawaban saat Novel saya Cinderella in Paris akan diterbitkan lagi, kali ini oleh Grasindo. 

Saya ingat sekitar thn 2009 akhir saya menawarkan naskah novel ini ke beberapa penerbit, satu penerbit besar menolak dengan memberikan banyak alasan -yang buat saya penulis baru sempat membuat down tapi setelah itu malah menyemangati saya untuk memperbaiki tulisan ini hingga bentuknya seperti sekarang. 

Seperti kata Mark Twain : It's no wonder that truth is stranger than fiction. Fiction has to make sense.

Salah satu alasan si editor menolak naskah saya karena cerita saya tidak masuk akal, seperti antara lain pertemuan dengan mucikari Redlight District di Dam Square, latar pertemuan si tokoh Saras Ratiban dengan Stephane yang sebelumnya dikejar-kejar oleh pelukis jalanan alex asal Corsica. 

Saya bingung bagaimana cara membela diri. Novel ini memang cerita fiksi. Fiksi memang bukan kenyataan, tetapi sebagian besar saya tulis dari kisah nyata perjalanan hidup terutama petualangan saya ke eropa tujuh tahun lalu. 

Saya hanya butuh mengembangkan cerita ini lebih menarik supaya terkesan "nyata" di mata editor dan diterima untuk diterbitkan. 

Beberapa saat lalu saya mengomentari tentang seorang teman yang menaruh foto RedLight District Amsterdam, singkat cerita saya curcol pengalaman didekati mucikari yang berkenalan dengan saya di damsquare dengan pura-pura minta bantuan saya untuk memotret dia. Dengan tetap berhati-hati, saya tidak menampik tawarannya untuk melihat-lihat damrak dan sekitarnya, serta tawaran makan gratis di Mc Donald dan 1 kebab di resto dekat damrak. Jika dia mau berniat jahat bisa jadi cerita ini akan berakhir tragis, Tapi saya bersyukur pada Allah SWT, si pencipta skenario alam semesta yang sangat cerdas dan sempurna. Bagaimana mungkin dia bisa menyodorkan si mucikari redlight sehingga saya tertarik untuk menulis dia dalam Cinderella in Paris?

Setelah curcol di BD, salah satu teman di Backpacker Dunia, orang indonesia yang bermukim di Swiss mengutip link tulisan dia tentang mucikari redlight yang ciri-cirinya mirip dengan lelaki yang menemui saya. Dear Lord, you are awesome!!! Saya pikir Allah mempertemukan saya dengan orang-orang dalam perjalanan saya bukan tanpa alasan. Dia sungguh Maha Baik, mengirim orang-orang yang menginspirasi saya untuk menyatukan kisah mereka dalam satu novel, Cinderella in Paris. Terjawablah tanpa perlu saya tanyakan, cerita saya di Cinderella in Paris tidak mengada-ada. 

Di Cinderella in Paris saya juga cerita tentang perjalanan si tokoh ke "Little India" di Rue de Faubourg St Denis. Dulu sempat terbersit di dalam hati, bagaimana mungkin ada pemukiman india di kota Paris yang fasih berbicara Perancis. Mungkin ada yang terlewatkan dalam pelajaran sejarah di SMP, yang saya tahu India adalah jajahan Inggris. Saya tidak berusaha mencari jawaban, hingga saya membaca Novel "Life of Pi" karangan Yann Martel, Aha! Pondicherry diIndia adalah koloni Perancis yang baru
bergabung dengan pemerintah India tahun 1956

Terkadang memang ada pertanyaan yang tidak menemukan jawaban saat itu juga, hingga waktu dan perjalanan hidup yang menjawabnya saat kita sendiri sudah lupa kita pernah mempertanyakan itu. 

Selamat membaca Cinderella in Paris ;) 



Cinderella in Paris saya dedikasikan untuk alm eyang Sumini tercinta yang sering menuturkan kisah cinta sejatinya dengan alm eyang salim musdar. Eyang Sumini meninggal di usia 100 thn tanggal 23 Mei 2013. 

2013/05/28

Penipuan (scam) di Paris dan kota-kota tujuan wisata lainnya. WASPADALAH!

Seorang teman Indonesia, doktor (S3) lulusan universitas bagus di Perancis (beasiswa), pergi ke Paris krn dapat tawaran mengajar di Univ di Paris. 

Kebetulan beliau menginap di Guest House di kawasan Montmarte. Suatu sore karena ingin melihat Montmartre yg tersohor pernah menjadi tempat tinggal para pelukis terkenal dunia itu, ia jalan-jalan ke area sekitarnya. 

Di suatu tempat ada kerumunan turis Asia yang berdiri menonton kabaret, dia pikir itu gratis, begitu pula para turis Asia di situ mereka pikir itu gratis. Entah bagaimana mereka digiring ke in door untuk menonton kelanjutan kabaret. 

Di dlm beliau ditawari vodka, dia menolak krn muslim, dan lbh memilih jus orange. 

Setelah selesai saat minta bill, kagetlah beliau, krn hny utk seharga gelas jus orange dia hrs membayar EMPAT RATUS EURO??? secara dia sudah sekian tahun tinggal di perancis, dia tahu berapa harga juz orange yg normal. 

Karena bahasa Perancisnya fasih dan lancar, dia protes, di bill tertera dia minum vodka mahal, pdhl nyatanya dia hanya minum orange. Sayangnya walau sudah menunjukkan dia bukan turis yg mudah kena getok, tetap saja dia harus bayar 400 euro, karena algojo/ preman tinggi besar orang Romania sdh mengancamnya. 

itu belum selesai, ada lagi bill 600 euro utk kabaret. Kali ini dia protes lagi, kabaret ecek-ecek spt itu 600 euro?? tentu saja protesnya dlm bhs perancisnya yg lancar. 

Tapi krn di bawah ancaman pisau si preman Romania, dia terpaksa bayar. 

Jadi total kerugian dia 1000 euro utk sekedar minum orange juz dan kabaret jalanan. 

Tentu saja ini membuat dia trauma utk sementara waktu dgn kota Paris. 

begitulah musibah, datang tanpa diundang, dan tidak ada hubungan dengan hrs mandi 7 kembang atau mandi di 7 pancuran hehee kecuali anak didik eyang Subur.

Penipuan lainnya : kalau teman-teman ke eiffel atau tempat wisata lain spt musee du louvre, ada bbrp cewek muda romania bawa selembar kertas sambil tanya 'Do you speak english?" lebih baik dihiraukan karena kalau kita jawab dan diajak ngobrol, akhirnya dia akan minta kita tanda tangan dan minta uang minimal 10 euro. 

Penipuan lainnya : masih di eiffel, kebetulan kemarin saya ketemu kakak kelas, Ira wibowo yg sedang shooting sinetron Love in Paris, kejadiannya menimpa Mbak Ira. Saat dia sedang nunggu giliran shooting di Champs de Mars, ada perempuan setengah baya (org romania) yang tiba-tiba menunduk di dekatnya mengambil benda seperti cincin emas. Dia ngajak ngomong Mbak Ira, bilang baru saja nemu cincin emas, ngomong betapa beruntungnya dia dll. Abis itu ibu ini jalan, bbrp menit kemudian dia balik lagi ke Mbak Ira. Dia bilang sudah memastikan cincin ini cincin emas dan ada mata berliannya. Terus dia bilang dia ngga butuh cincin itu dan pengen kasih ke Mbak Ira, tapi dia minta uang 20 euro. tentu saja ditampik sama Mbak Ira, "Bu lebih baik ibu jual aja cincin emas itu, krn jumlah uangnya pasti lebih dari 20 euro" 

eh penipu gagal menipu hehe

Cerita di atas saya bagi di backpacker dunia, dan ini ada share/ komen dari teman-teman : 

Dita Dinastry Zakiudin hm.. montmarte memang rawan.. tapi dulu papa kena di notre dame ya? Zakiudin Munasir dan suami saya hampir kecopetan di champs elysees kalau saja tidak diteriakin seorang warga Indonesia juga yang melihat di belakang


Reza Liem mantap kali... Scam Info begini sangat berharga.
Kalau cewek" cakep bawa selebaran dan minta 10 euro saya alami juga di Barcelona tepatnya di depan sagrada familia.. tapi saya kasih 1-2 euro saja. karena yang minta sumbangan cewek" jadi saya tidak takut.

Penipuan juga di Milan :
Banyak burung dara, tiba-tiba ada orang kasih segegam jagung ke saya, saya pikir gratis, lalu ia foto" kan saya... dan akhirnya dia minta 40 euro... sambil dikelilingi 3 pria kulit hitam... saya bilang gak punya duit saya kasih 20 euro hanya untuk beberapa butir jagung... toh foto"nya pakai kamera saya. (dari sini jadi trauma kalau ke area orang kulit hitam + imigran). 

Penipuan juga di Roma :
-orang" kulit hitam kasih tali perdamaian dunia, saya kira itu bentuk dukungan moral untuk perdamaian.. eh setelah dipakai dia minta 10 euro.... 
-lalu saya juga dicopet di vatikan oleh pengemis, tapi untung saja dompet dikembalikan karena di dompet sengaja saya isi duit rupiah, duit euro saya taruh di tas pinggang dibalik baju... mungkin bagi mereka buat apa rupiah, lalu mereka kembalikan dan minta belas kasihan euro... saya kasih cuman 50-70 sen aja... hahaha... karena toh saya gak takut karena pengemis2 wanita tua. untung saja mereka tidak tau kartu kredit... kartu kredit+dompet+uang rupiah tetap utuh...


Sascie Adisaresti yang di Eiffel bener banget itu, ada perempuan nanya do you speak english, saya kira mau tanya arah atau apa, ternyata nanti dia minta uang
waktu itu saya kasih beberapa sen, trus dia ngelunjak minta satu euro
kebetulan belum pernah sampe diminta sepuluh euro

trus di sekitar notre dame suka ada gerombolan orang ngaku ngaku dari yayasan tuna netra, mereka menunjuk nunjuk kertas minta sumbangan, mintanya sedikit maksa sampe udah jauh pun masih diikutin

satu lagi sih di sekitar sacre ceouer banyak penjaja souvenir orang afrika, mereka bilang mau bikinin gelang gratis, nanti ujungnya dipaksa beli (kalo ini sempet baca di internet, pas kejadian sih jutekin aja orangnya, nanti juga dia males)


Arif Umami wah yg diceritakan diatas bener semua dan ud pernah q alami (kecuali yg kabaret )..malah pernah iseng nimbrung ikut judi di jembatan di sungai seine,,taruhan 50 euro,, permainan yg gampang dan trik murahan... karena tebakanku selalu bener, org2 sekitar jadi ngikut apa yg q pilih.. tp untungny berhubung kata bang roma judi itu dilarang, q g ikut taruhannya..cuma iseng aj..alhasil, si bandar kesel juga.. katanya "no money no game"


Paradigma Indra kalau modus yang bawa selembar kertas sambil tanya 'Do you speak english? malah sering di datang'i. " tp sy jawab aja. " I don't speak English" 5555. yg modus Cincin emas itu juga pernah, tp pria negro yg namwari. kok modusnya sama semua ya.. ! apa ini sindikat.


Puput Anggraini Cibro kalo modus yang "do you speak english" itu aku ngalamin tuh.. tampangnya sih lebih kayak "gipsy" gt. dia nutupin kolom nominal uang yang harus diisi. aku udah tulis(palsu sih smua dtnya), pas dia buka kolom nominal, dia blg "only one euro..." aku langsung blg "I have no money" terus dia pergi.

Huans Sholehan nice info. kalo saya kena tipu nya yang modus tanda tangan, di Barcelona. awalnya dia memang menyapa kita dan ngajak ngobrol. tapi setelah itu minta saya tanda tangan dan minta uang 10 euro. saya ga kasih dan pergi ninggalin dia. ciri2 nya benar juga, ada aksen lain dalam gaya bicaranya tapi saya ga tau dari rumania kah ato mana.


Fransisca Widi iya, banyak org Afrika yg ngintilin maksa beli souvenir pas di Louvre, Trocadero, Eiffel, ama Sacre Coeur. Kalo cewe2 yg nyodorin selebaran aku ktemu di deket Pont Neuf, ngintilin juga sambil nanya "do you speak English" aku cuekin aja sambil kadang jawab "kagak kagak"  kalo pas di Metro ada pengamen yg nyanyi gajebo trus minta duitnya rada nyolot pake melotot ke penumpang. aku nya pura2 ngorok sambil kelonan ransel  hehe...

kalo di Paris warga lokal sebel ama org Romania ya? kalo di Belanda sini warga lokal pada sebel ama org Morrocco.
Org2 Marroccan ini sering bikin ulah. terutama gerombolan anak mudanya. Kalau udh malam, hati2 saat naik tram. jangan duduk di gerbong paling belakang, krn disanalah biasanya gerombolan Marroccan ngendon, dan kadang mabuk jg. Banyak kejadian penodongan terjadi di gerbong paling belakang tram saat tengah malam.


Recky Aprilliano Zulfikar saya dulu pernah di seputaran louvre banyak anak perempuan yg bawa selembaran kertas, mereka mengaku bisu, di selembar kertas ada logo UN, trus saya rogoh kantong,eh yg keambil 10 euro, trus saya rogoh kantong lagi, ternyata ada 5 euro, jadi saya kasih aja 5 euro nya, eh setelah 5 euro nya diambil mereka, mereka maksa minta yg 10 euro juga, alhasil saya kabur... trus pas jalan ada orang lokal yg teriak "don't you ever give a money to them, they are scam" setelah itu saya langsung berhati2..

Siska Purwono Di Belanda pun harus selalu waspada dengan barang2 kita. Juga di schiphol, ataupun di resto, tas jangan diletakkan begitu saja apalagi di bawah ....tahu2 bisa sudah menguap tasnya sesudah selesai makan.

Siska Purwono Pimpinan tempat saya dulu bekerja, pernah kehilangan koper di Schiphol. Nengok sebentar lihat temannya dimana, eh tahu2 koper sudah hilang.


Sherly Milana Daud RatuAli Alhamdulillah slama trips aku blm pernah ngalamin yg aneh2 kayak gitu. Dgr bnyk crita2 serem, better ga usah involve sm yg aneh2 deh. Kalo dah ada prasaan ga enak, lariiii aja, hehehe.. Kalo ngerasa ada yg ngikutin misalnya, lari ketempat rame. Follow do n don't nya pas nge trips.. Kalo aku trips pas sightseeing, anti bawa tas backpack, krn bnykan kejadian yg dicoleng isinya yg backpack gitu. Aku sll pake tas slempang dgn risleting n jaket diatasnya. Save.insyaAllah Kalo mo ambil sesuatu dgn cpt merogohnya. Kamera jg jgn jgn asal kluarin. Ga usha terlalu sok turis. Kalo masuk daerah bronx, better sembunyiin. Kliatan aja kayak orng lokal, jng clingak clinguk ga pede, (muka asia kita dah cukup beda kalo kita orng pendatang) tp atleast nunjukin kita dah faham skitar. Penipu bakal liat2 dulu calon mangsanya..  insyaAllah. Baca doa tiap saat n berpikir jernih, waspada kayak kucing.. Tapi ttp fun doong. N jangan parno-an! Hehe..

Astri Ferdiana mb Siska Purwono iya, temen saya pernah mengalami waktu kita baru ngobrol sambil makan di McD Damrak di Amsterdam, tas kita taruh di kaki kursi, selesai ngobrol tau2 udh gk ada  untung diasuransikan isinya oleh scholarship yang kami terima waktu itu.

Luciana Tampubolon modus yg sama spt mbak Sari ceritakan jg bnyk terjadi di Istanbul-Turki. pernah nonton di natgeo travel scam city. yg di incar solo traveller, terus di ajak kenalan+ngobrol2 sambil jln, yg akhirnya sbg tanda pertemanan di ajak ke sebuah pub utk minum bir, terus si scammer pura2 ke blkg nanti dtg cewek nemenin minum di meja jg, dan ending nya dtg tagihan bir yg luar biasa mahal + tagihan jasa cewek yg nemenin minum bir total EUR 800-1000 gt, dan si scammernya blg dia hidup cukup lumayan dr komisi menjaring turis2 ini ke pub2 tsb. di Thailand prnh dgr modus serupa bagi yg terjebak mau nonton go-go show/ping-pong, pub nya jg kasih tagihan bir super mahal dgn bbrp preman buat nakut2in.

Aris Tayu Gipsi Romania ini memang sangat meresahkan Eropa. Para copet yang terkenal di italy pun dari golongan mereka ini. Hampir disemua negara Eropa bikin rusuh/kriminal. Puasa tahun lalu, kami makan kebab di sebuah kios di Norway. Habis makan beli coca cola, aku bawa keluar taroh di meja. Baru aku taruh langsung disambar seorang gipsi perempuan Romania, langsung dibuka dan diminum di depanku & teman2ku:) Semuanya pada ngakak wkwkwwk...ngak ada basa basinya. Di Oslo lebih parah lagi, kalau siang mereka mengemis dijalan, pakai semacam (kerudung), sementara tinggalnya di hutan2 (bikin gubug2 liar). Sebagian yang lain masih mau jualan koran terbitan sendiri (fotokopian), yang isinya bahwa mereka juga manusia yang butuh makan. Korannya dijual murah. Kalau yang ini masih mendingan, mau usaha. Istri boss yg orang UK, waktu di daerah Tuscany sempat kena 2x. Mereka nyamperin, trus ngibas2in semacam kain/kertas dimuka si istri, begitu si istri ngak konsen, bablaslah dompetnya. So hati2 saja kalau jalan, jangan bawa banyak cash, dan hindari kerumunan yang ngak jelas (informal), karena mereka kadang berkelompok/geng.

Puspita Anggraeni Pernah kena scammed, pernah kena mugged, pernah kena tangkap polisi dan ngendon di penjara, pernah dihijacked, pernah ketahan di bandara karena ada demo, pernah kebanjiran, pernah kebakaran. Tetap saya ngetrip. Solo. Dan belum niat berhenti. Nasib saya memang sial tapi tetap ngotot melihat dunia. Terlanjur traveloholic dah.

Ahlan Syahreza kejadian di roma tahun 2012 ..
hati2 ktika naek metro atau subway ..
kali ini modus copetnya adalah wanita italia pura2 hamil .. trus berusaha mepet2 ke kita .. nah karena kita kira dia hamil pasti orang baik2 .. gak taunya dia coba memanfaatkan keleng
ahan kita >
seorang turis kanada hampir aja kehilangan dompet untungnya temennya liat dan ngomong klo perempuan hamil itu lagi merogoh kantong celana>
eh pas ketahuan dia yang nyolot ..bilang hati2 ya .. dia lagi hamil dan turis tadi bs di penjarakan krn pelecehan sexual.
sungguh lucu .. " maling teriak maling "
klo saya sih selalu berusaha meletakkan dompet di kantong depan. supaya lebih aman.
betul kata bang napi kita harus " waspadalah .. waspadalah "


Baruna Skywalkerr jdi inget pas di penang, nyaris dikerjain sopir taksi, malam sebelumnya naik taksi dari hotel nazza ke gurney mall, totalnya RM 08.80 sy bayar ajah RM 10 trs paginya naik taksi jg dg rute yg dikit berbeda dg tujuan sama. tetapi meterannya itu rusak digitalnya dan meteran taksi itu yg mestinya RM 10.90 jadi RM 00.90 dan konyolnya dia nagih saya yg RM 90 ...terjadilah adegan bentak bentakan di dalam taksi didepan gurney mall,.. dan kututup teriakan lantang im INDONESIAN ARMY,..dia pun terdiam seribu bahasa dan sy keluar taksi dg menyodorkan uang RM 11 saja. (padahal badan melar kayak gini, mkn dia ngira sy gila , atau mkn juga dia abis baca berita ttg di lapas cebongan beberapa waktu lalu  )

Fransisca Widi Saya jg pny pengalaman buruk sama sopir taxi di KL. Pas malam2 pulang dr Petaling, saya dan teman-teman naik taxi mau balik ke hostel di kawasan Bukit Bintang. Dapet sopir taxinya org India Tamil gitu. Based on rute jalanan dalam ingatan saya, saya sadar ini taxi malah muter2 gak jelas juntrungannya. Saya bilang koq jalannya malah muter2 kejauhan gini sih? si sopir mengelak dengan dalih ada perbaikan jalan. Tapi yang paling bikin kesel adalah sikap tidak sopannya itu. Sepanjang jalan dia tak hentinya berbicara porno dan gak karuan, bahkan coba-coba mencolek-colek teman saya yang duduk didepan. Kontan saja kami cewe-cewe pada teriak2 didalam taksi minta diturunkan saat itu juga. Untung keadaan jalan sedang lampu merah, sehingga kami langsung lompat ramai2 keluar taxi. Sialnya ada di saya! Saat teman2 sudah keluar semua, saya masih ketinggalan didalam taxi dengan posisi dibelakang sopir, berusaha membuka pintu taxi yang ternyata sudah dikunci kembali oleh si sopir bejat. Sial! Si sopir dengan kurang ajarnya terkekeh-kekeh sambil bilang "you stay here with me"  kontan saya menjerit histeris dan gedor-gedor kaca jendela teriak "POLIIIISSSSS" Mungkin si sopir itu juga takut orang2 disekitar taxi nya akan mendengar teriakan saya, dia lalu membuka automatic lock nya. Dan saya pun lari tunggang langgang sambil teriak memanggil teman2 saya yang sudah lari duluan. Sumpah kejadian itu bener2 bikin shock n nangis. Ngeri banget ngebayangin kalau dibawa kabur sopir taxi n diperkosa, gmn cb?  Itu pengalaman scam pertama dalam perjalanan pertama saya backpacking. Untungnya habis itu gak kapok utk traveling lagi  malah makin kecanduan 

Thofan Meninao Wakakakakaa...iiih pipih! Ceritanya sama kayak di atas kok. Ada semacam sindikat,saya pikir. Menggiring kami ke club yg akhirnya harus menelan coke seharga us $100. Kejadiannya di taksim, pusat kumpul anak muda di istambul. Seksih..sekian dan terima kasih... 

Joi Surya Dharma 
Yg gelang2 di montmarte memang annoying. Sy sampe nunggu pas orang2 afrika itu meleng.... Atau saran saya masuk kedalamnya rame2 ama orang lain aja.

Serem ya? Kalau sudah ngalamin pasti parno dan trauma. Tapi bagi kebanyakan traveler sejati (baca "solo / independent traveler, krn tdk semua independent traveler backpacker) hal ini tidak menggoyahkan iman mereka untuk melihat dunia. Kalau lagi apes ya apes aja, di Jakarta juga banyak copet kok hehehe Yang penting harus tetap waspada, kalau sudah waspada tapi tetap kena tipu/ kecopetan, ya itu namanya qadar (takdir), traveler hebat kelas dunia aja pernah/ sering kecopetan kok 

Have safe & nice traveling :) 

Catatan : tulisan ini tidak bermaksud mendiskriminasikan suatu suku bangsa / negara. Jika disebutkan dari mana asalnya itu adalah untuk menjelaskan fakta, sama seperti jika ada berita telah tertangkap teroris pengebom gedung WTC WN dari negara X, pembaca yang pintar tidak akan menggeneralisasi semua orang dari Timur Tengah Teroris. please be smart. thanks 

2013/05/19

Paris in my lens - another visit
































ever watched "Paris je t'aime" ? That's 20 short stories about paris, sweet and sour, happy and sad. 
whatever the story left when people travel to this city...there is always story to be written or told

another pics from amsterdam

















2013/05/16

Menggadai Nyawa (2)


Tulisan ini diambil dari http://amolethenovel.blogspot.com/
Tulisan ini saya kutip sebagai rasa duka atas teman-teman saya di Underground Mining Freeport (Big Gossan) yang saat ini mengalami longsor


Kemarin pastilah hujan, orang bodoh pun tahu. Jalan di sekitar Mille Point 72 berwarna coklat krem seperti brem, oleh-oleh dari Madiun. Jalan berkerikil ini diselimuti lumpur. 

Untunglah aku memakai sepatu safety boot sebetis, sehingga tidak perlu jalan berjingkat menghindari bercak-bercak lumpur coklat mengotori bagian bawah celana jeansku. Bisa-bisa aku diejek kolega pria karena bergaya kemayu di daerah sekeras Amolepura. 

Semalam aku menerima sms dari Kak Josua.  Ada salah 1 kolega expat yang hilang. Berita terakhir diketahui dia pulang ke apartemen sekitar jam empat sore melewati MP 73, tepat di saat Memo Perusahaan menyatakan telah terjadi longsor cukup besar, terlihat dengan adanya batu sebesar rumah tipe 70 menghadang di tengah jalan. Kak Josua minta supaya berita ini diperlakukan sebagai "high confidential". Beberapa hari ini memang sering terjadi longsor di mille point 73, satu-satunya jalan menuju tempat kerja ke grasberg & divisi underground. 

Air berubah wajah mengikuti ukuran dan dayanya. Itulah yang terjadi di sini. Air yang menyusup dari gunung-gunung batu keluar dalam bentuk air terjun. Saat aliran airnya kecil, dia tampak menyegarkan, menjadi pemanis gunung-gunung besar di sekitar Amolepura. Tetapi saat aliran air besar dan deras, dia bisa membuat batu besar turun menggelinding ke tengah jalan. Sudah dua tahun aku di sini, tapi tidak pernah berhasil menghitung jumlah gunung yang mengepung Amolepura, apalagi jumlah air terjunnya 

Di dalam bis orange tadi saat melihat linimasa detik.com, aku mbaca link berita "Seorang expat Kanada Davis Wayne hilang di tengah longsor". 

Kantor masih merahasiakan nama kolega kami yang hilang akibat longsor di MP 73, dan berita di detik memaksaku menjadi detektif dadakan. Tiba-tiba aku merasa seperti Tintin. 

Suasana di dalam bis oranye ini makin muram, semuram cuaca di Amolepura yang dipenuhi kabut. Kami mulai membiasakan diri membaca obituari. 

Berita tembakan terdengar seperti berita orang berlatih menembak burung, hanya saja di sini korbannya manusia. Kami bagai zombi di dlm bis ini. 

Aku menahan setengah mati utk tidak membagi cerita ini pada ibuku di Jakarta. Suatu waktu saat aku bermain dgn teman-teman suku Amungme di Banti Waa. Ibuku menelpon saat aku ada di markas Kodim Mimika. Di Banti Waa sinyal menghilang begitu saja. "Ndok, kamu aman2 aja di sana?" "Raisa lagi di desa Banti Waa Bu, ngga ada sinyal di sana" "Wah hati-hati! Jangan main ke desa, nanti kena tembak! Lihat di TV TwentyOne!" 

Aku menghela nafas panjang, sejak ibu menjadi penonton setia TV berita "TwentyOne", ibu menjadi orang yang mudah was-was, apalagi tentang Papua 

"Polisi aja kena tembak, apalagi kamu! Hati-hati ya ndok, jangan blusukan ke hutan!" 

"Bu, Jayawijaya itu jauh dari Amolepura, ibu tenang ya!" Setengah mati aku berusaha menenangkan ibu. Mungkin aku sudah seperti warga Amolepura lainnya, sudah biasa mendengar berita penembakan / obituari karena kecelakaan di MP 71, lumpur longsor setelah blasting di Underground, penembakan dan lain-lain. 

Beberapa waktu lalu sepulang dari air terjun di MP 68, aku dan teman-teman menumpang Ford bagian keamanan. Pak Jiwo, petugas keamanan yang mobilnya kami tumpangi bercerita tentang 2 bosnya. Dua orang bos Pak Jiwo mati mengenaskan, ditembak di dalam mobil Ford berkecepatan 15 km/ jam di Jalan Tambang dan dibakar. 

Pak Jiwo gagal menyembunyikan airmatanya. Aku yang duduk di depan, di samping kirinya bisa merasakan kegetiran, ketakutan yang menyayat hati dari suaranya yang bergetar. Ketakutan telah membuat seorang petugas keamanan melupakan statusnya. 
Uang tdk bisa membeli rasa aman, saat teror yang tak bisa dibendung bisa datang kapan saja di tanah kaya emas ini. 

Kami bagai anjing yang tak pernah lelah menggonggong tapi tak pernah didengar! Surat petisi sudah ditandatangan warga Amolepura untuk diajukan ke presiden di Jakarta. 

"Sa, sdh sampai!" Temanku Dewo menggamit lenganku.Aku mengekor orang-orang yang keluar dari bis ini di ridge camp. Ratusan orang bergerombol di luar. Jalanan menuju lokasi kerja mereka terputus karena longsor tadi malam. Aku menutup rapat jaketku, mungkin salju turun di Grasberg, pagi ini terasa lebih dingin. 

"Ade nona!" 
"Syahrini!" 
"Susu!" 

Teriakan-teriakan usil dari para pekerja tambang itu tak kuhiraukan lagi. 

Aku sedang memecahkan teka teki penting. 

"Davis Wayne siapakah dia? Di kantor ada banyak expat Kanada bernama Wayne!" 

Aku berpikir keras dan menikmati menjadi Tintin pagi ini. Langsung kubuka data karyawan sambil melahap sandwich yang kuambil dari Messhall Flamboyan semalam. 

"Davis Wayne" desisku, jangan-jangan wartawan Detik salah sumber atau salah mengutip nama.

Sudah beberapa kali wartawan salah menulis berita tentang amolepura, seperto TV berita Twentyone yg melaporkan mogok kerja di Amolepura padahal mereka tidak ada di sini. Sulit bagi orang luar bisa memasuki wilayah tambang Amolepura tanpa ijin khusus dari Perusahaan. 

TV Twentyone menyebutkan kericuhan di Terowongan Hanekam, padahal gambar yang diambil dari gorong-gorong di Timika sekitar Km 38. 

"Uhm, tidak ada karyawan di Amolepura yang bernama Davis Wayne, jadi pasti Detik salah menyebut nama!" 

Mataku spontan menyipit saat menganalisa kasus ini, "Bingo! Pasti ini!" segera berjalan cepat ke ruang Industrial relation. Ruangan itu mirip kantor polisi yang diliputi ketegangan. 

"Kak Jos, ko sibuk kah?" Aku melihat mata merah Pak Josua menatap komputer dengan nanar. 

"Ah ko tahu ade nona, su baca berita di memo?"

"Iyo kak Jos, coba lihat ini" Kusodorkan telepon selulernya "ada di berita detik, aku tahu siapa korban longsor"

"Keep it as top secret ya Raisa, kecuali kalau top manajemen sudah membolehkan menyebut nama korban ini disiarkan di Memo!" 

Aku mengangguk dan segera kembali ke ruangannya. Jika benar korban itu "dia", sungguh aku sangat merasa sedih. Beberapa hari belakangan "dia" sangat baik. "Dia" adalah kepala bagian electrical yang sangat tegas dan disiplin. Beberapa orang menilainya galak dan arogan. Mungkin karena itu kami kaget. Tiga hari ini "dia" sangat berubah, menjadi ramah dan menyapa bawahanku/ org-orang yang dibawah level dia. Dia meluangkan waktu untuk menyapa kami dan berbincang. 

"Mengapa Tuhan harus memanggil orang yang mulai berubah menjadi baik?"batinku. "Oh tidak, mengapa aku sudah mendahului takdir! Mungkin dia masih hidup di jurang sana"

Suara telpon seluler memecah keheningan. Sekilas aku lihat Olivier, bos kami berjalan kuyu menekuri lantai selasar kantor. Sms dari Finn. 

"Hi, I can't meet you tomorrow,must investigate this accident" Finn memang ikut dalam tim investigasi kecelakaan longsor yang sangat parah di MP 73. Ini benar-benar Black Friday buat kami. Longsor sudah sering terjadi di MP 73 selama 2 bulan ini, tapi baru kali ini menelan korban manusia. Pernah ada 2 orang karyawan yang meninggal karena longsor, tapi bukan di MP 73. 

Longsor memang membuat kolega di MP74 dan Grasberg tidak bisa bekerja. Mereka hanya bergerombol di ridge camp, menunggu perintah kerja. Gerombolan yang cukup stres hingga tidak bisa mengontrol urat-urat laki mereka yang tegang. Setiap ada kolega wanita lewat, yang memang langka di sini. "Ade nonaaa!!!" "Maniss!!" Siulan bersahut-sahutanan, masih terdengar sopan, tapi saat mereka berteriak "SUSU!" Aku tidak bisa menahan kekesalan. 

Sulit untuk mengeluarkan ekspresi yang tepat di depan mereka. Di dunia normal aku akan memaki laki-laki yang berteriak seperti itu ke arahku. Tapi aku ingin berusaha mengerti kenapa mereka menjadi liar. Pakaianku tidak seperti Jupe, dia mengenakan kaos tertutup jaket, celana jeans yang tidak ketat, sepatu safety boot sebetis dan rambut tertutup helm putih. 

Stress berkepanjangan dan lama tidak bertemu istri, telah membuat kejantanan mereka mencuat ke tenggorokan tanpa malu saat melihat perempuan yang sedikit manis seperti aku lewat dihadapan mereka. Pura-pura tidak mendengarkan teriakan gerombolan laki-laki haus perempuan itu sambil pura-pura menikmati musik dari earphone keputusan cerdas