Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2014/09/29

Peperangan paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri. Perjalanan terbaik membuat kita mengenal diri







Obrolan saya dgn slh satu pembicara di acara Kompas Travel Fair kmrn spt ringkasan dari semua perjalanan spiritual yang pernah saya jalani.

Berbicara dengan Bang John, yg dari segi pekerjaan sukses (beliau terakhir bekerja di perusahaan perminyakan dgn posisi tinggi memutuskan keluar krn mengikuti hati nurani stlh perang batin melihat praktek bisnis di dunia perminyakan Indonesia dan memutuskan memulai bisnis sendiri) dan telah berkelana ke negara-negara konflik dengan segudang pengalamannya yang luar biasa, serta foto-foto lanskapnya yang mempesona, menyadarkan saya betapa saya belum menjadi apa-apa dibandingkan Bang John.

Saya jadi geli membayangkan beberapa orang di grup backpacker yang seolah-olah bangga karena sudah "menaklukan" banyak negara dengan menyebut angka dan hobi membully anggota lain yang baru mulai menjelajah.

Geli pula pada seorang perempuan yang saya temui di trip kmrn yang baru menjelajah beberapa negara ASEAN dengan santainya bilang, "Keren tuh Bang John, saya pengen juga jalan-jalan ke Rwanda"

Saya yakin, Tuhan telah "mempersiapkan" Bang John untuk menjelajah ke tempat-tempat konflik, melihat sisi -sisi gelap manusia yang lebih menakutkan dari setan dan binatang, dimana kemanusiaan terjual karena ego dan ketamakan ingin berkuasa. Perjalanan dari Medan, tinggal di dekat Terminal Medan, bergaul dengan militer saat masih kuliah, serta kemarahan yang menimbulkan pertanyaannya akan Tuhan saat orang-orang terkasih diambil dari hidupnya.

Perjalanan Bang John bukanlah perjalanan sok-sokan dengan tekad ingin disebut jagoan/ penakluk, tetapi perjalanan yang dilakukan karena kemarahan jiwanya. Toh jiwa yang berkelana ini akhirnya sadar, Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Tuhan mempunyai misi tertentu untuk dia. Tuhan meminta dia untuk melihat sisi binatang manusia dan mengajak kita yang tinggal di tempat yang aman damai sentosa lebih menghargai hidup.

Eh balik lagi ke tema tulisan tentang ego, saya penasaran pada mereka yang masih merasa sombong. Di trip terakhir saya berusaha memulai percakapan dan berkenalan dengan semua orang. Lucunya ada diantara mereka, 2 org perempuan, yang seolah-olah membangun dinding, seolah-olah dirinya lebih tinggi derajatnya dari saya, jika saya tidak memulai percakapan, saya invisible.

Ah biarlah begitu. Saya belajar, rezeki datang dari segala arah, dari teman-teman yang pernah kita kenal dimana pun. Tidak ada satu pun orang yang tidak berharga, mereka yang datang dalam hidup kita, pastilah punya arti dalam hidup kita, menjadi guru dan bisa jadi dari merelah rezeki/ kebaikan datang

No comments:

Post a Comment

Any comments, share your experience or ask?