Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2012/04/02

Melihat Eropa dari dekat? Jadi Backpacker yuk! (Bagian ke 3)

Amsterdam . 

Sebenarnya kalau saya cukup pandai membaca peta tersebut, tidak perlu pusing-pusing untuk menemukan Youth Hostel yang saya tuju. Youth Hostel ini bahkan ada di tengah –tengah kota Amsterdam, dan bisa berjalan kaki sekitar 10 menit dari Central station, tapi karena saya belum mahir membaca peta dan kurang kenal kota ini, alhasil saya terpaksa naik metro dan merogoh uang 1,60 euro, mondar mandir di Jalan NZ Voorburgwal, kedinginan di tengah rinrik-rintik hujan dengan temperatur 9 derajat Celcius, serta mampir dulu di kedai kopi (Pie Applenya benar-benar enak dan tidak terlalu mahal, hanya 2 euro) di pojok Jalan NZ Voorburgwal tersebut. 

Hari pertama sebenarnya rencana saya seperti layaknya turis yang pergi ke Belanda, adalah berkunjung ke Keukenhof untuk melihat hamparan warna-warni bunga tulip mekar yang terletak tidak jauh dari Delft yang menurut buku-buku panduan wisata Eropa adalah taman terindah di Eropa. Tetapi sayangnya menurut petugas wanita di Gedung Pusat Informasi Wisata Amsterdam Keukenhof sudah tutup tanggal 19 Mei. 

Untuk menutupi kekecewaan saya, saya memutuskan pergi ke Volendam (kampung nelayan di Belanda). Dengan mengantongi tiket pulang-pergi Ariva-waterland seharga 6 euro yang saya beli di VVV, saya naik bis Ariva nomor 118 yang parkir tidak jauh dari Central Amstermdam menuju Volendam. Volendam merupakan kota nelayan yang indah dengan penduduk mayoritas beragama Kristen yang taat. Saya sampai di sana sekitar jam 10.00 pagi dan kebanyakan toko-toko / restaurant di sepanjang pantai itu tutup karena penduduk bergegas pergi ke Gereja untuk misa hari Minggu. 

Di antara toko-toko ini terdapat Studio Foto yang menawarkan turis mengabadikan kunjungan mereka ke Volendam dengan memakai baju tradisional Volendam. Sebenarnya Belanda mempunyai beberapa baju tradisional, tetapi mungkin yang paling terkenal dan menjadi ciri khas Belanda adalah baju daerah Volendam yang oleh pemerintah Belanda setelah baju ini menang pada lomba baju tradisional kemudian dijadikan trade mark belanda. 

Di depan /di etalase kaca semua studio memajang foto-foto orang terkenal yang pernah berpose di studio mereka, antara lain foto aktor atau olahragawan belanda dan Eropa, dan yang membanggakan, mungkin karena banyak turis asing dari Indonesia yang selalu mengunjungi daerah pinggiran pantai ini, mereka juga memamerkan banyak foto selebritis Indonesia (yang sempat saya ingat Marisa Haque, Tasya, Meli Manuhutu, Tamara Blezinsky, Rima Melati, bahkan ada juga mantan Presiden Gus Dur), kelihatannya cara promosi mereka cukup berhasil mengundang turis asal Indonesia, saat saya sedang berdiri di salah satu Studio foto, saya mendengar seorang wisatawan Indonesia yang berkeras dengan temannya hanya ingin difoto di Studio Gus Dur pernah berpose. 

Saya hanya senyum-senyum membayangkan mereka harus meneliti dengan seksama foto-foto ukuran 5 R untuk menemukan wajah Gus Dur dalam kemasan pakaian tradisional Volendam. Sudah jauh ke Volendam rasanya ada yang kurang kalau tidak menyeberang ke Marken, pulau kecil perkampungan nelayan di seberang Volendam. Di depan loket penjualan tiket kapal ferry, dari jarak 5 meter saya sudah mendengar teriakan kakek dalam beberapa bahasa (Inggris, Italia, perancis, Spanyol, Jerman dan tentu saja Belanda) mengajak turis untuk naik ferry ke Marken. 

Kapal- Kapal Ferry yang menyeberangi kami ke Marken semuanya dimiliki dan dikelola oleh nelayan setempat dan anak-anak mereka. Di marken kita dapat mengunjungi toko-toko souvenir dan restaurant turun temurun yang sudah ada sejak seratus tahun yang lalu. Di sini kita juga bisa mencicipi hasil tangkapan nelayan, berupa ikan tuna, udang, kepiting dan lain-lain dengan harga berkisar 2 – 4 euro per satu porsi kecil. Dari Marken setelah menelusuri jalan NZ Voorburgwal dari Amsterdam Centraal saya beristirahat sebentar di Dam Square. 

Beberapa turis remaja yang baru turun dari stasiun sibuk memanggul body parknya dengan buku Lonely Planet : Europe di tangan. Di alun-alun ini semua turis menikmati sore hari yang cerah di musim semi beberapa orang sibuk mengambil foto diri dan foto gedung-gedung, Musium dan Gereja di sekitar Dam Square, beberapa orang asik memberi makan ratusan burung merpati dan sebagian lagi melihat aksi senirupawan yang berlagak seperti patung menggunakan baju Nostradamus menunggu orang – orang yang lalu lalang di Dam square memberikan koin 2 atau 5 euro. Mau foto berdampingan dengan Bono vokalis U2 atau Elvys Presley dengan biaya 17,5 euro ? 

ditulis oleh Sari Musdar
twitter : @Sari_musdar
facebook : http://www.facebook.com/sari.musdar

No comments:

Post a Comment

Any comments, share your experience or ask?