Kalau kamu berkesempatan berwisata ke Paris dan ingin melihat sisa-sisa
budaya Romawi kuno tetapi tidak ada waktu ataupun dana lebih untuk
pergi ke Italia, Trier adalah jawabannya! Kota tertua di Jerman yang
menjadi salah satu obyek wisata Jerman selain Berlin dan Frankfurt ini,
sebenarnya terletak dekat Luxembourg, tetapi jika kita sedang berada di
Paris, kita dapat naik kereta TGV selama empat setengah jam dengan biaya
sektar 20 euro.
Tetapi jika teman-teman tidak tertarik untuk mengetahui
arsitektur di jaman Romawi pun, masih ada satu alasan mengapa kita harus
menyempatkan diri melongok ke Trier. Pernah dengar nama Karl Marx ?
Nah kalau penasaran seperti apakah negara tempat pengusung aliran
Marxisme itu lahir, datanglah ke Trier. Kota cantik di ujung barat daya
Jerman ini pun pernah dilirik panitia penyelenggara F1 untuk menjadi
salah tuan rumah perlombaan balap mobil bergengsi tersebut di awal tahun
2000.
Saat mengadakan Euro-trip di musim panas tahun 2006, terus
terang, Trier tidak ada dalam daftar itinerary saya. Mendengar namanya
saja saya belum pernah. Kebetulan setelah saya mengunjungi Paris, saya
sempat ke Luxembourg. Petugas di pusat informasi Luxembourg menyarankan
saya untuk mengunjungi kota Trier.
Trier hanya berjarak 15 kilometer
dari Stasiun Luxembourg yang dapat dicapai dengan kereta selama 40
menit. Perjalanan 40 menit dengan kereta Luxembourg-Trier, serasa
perjalanan dengan mesin waktu yang berhasil menembus lorong waktu
sepanjang ribuan tahun dan melemparkan saya ke masa kejayaan Kekaisaran
Romawi di Jerman.
Sepanjang perjalanan dari balik kaca kereta, kita
dapat menikmati pemandangan desa Eropa yang indah. Situs peninggalan
budaya Romawi kuno di kota ini membuat Trier seperti museum hidup yang
terus abadi tak tergerus gelombang waktu selama beratus-ratus tahun.
Saya menduga, saat Trebeta menemukan kota ini pertama kali dua ribu
tahun silam, raja bangsa Assyria itu langsung jatuh cinta pada pandangan
pertama. Trier bagaikan gadis putih cantik berpipi segar montok
kemerahan seperti lukisan-lukisan abad pertengahan.
Lembah subur yang
terletak di sebelah kiri aliran sungai Moselle ini memanjakan
penduduknya dengan kekayaan alami hutan, tanah yang subur dan kebun
anggur Mosel. Trier mempunyai luas dua kali lebih lapang dari Jakarta
tetapi hanya didiami oleh penduduk yang hanya 1 % dari jumlah penduduk
Jakarta. Penduduk Trier mempunyai dialek yang berbeda dengan orang
Jerman pada umumnya. Secara budaya, Trier memang lebih dekat ke negara
tetangganya, Luxembourg.
Ada tiga bahasa yang digunakan di kota kecil
ini, Luxembourgish (bahasa asli Luxembourg), Perancis (karena di abada
18 dan 19 pernah diduduki Napoloen Bonaparte), dan Jerman. Jika kita
tidak berkesempatan mendengar ketiga bahasa itu diucapkan oleh penduduk
setempat, setidaknya kita bisa mengetahui dari tulisan di kartu pos yang
dijual di pusat informasi turis. Hampir semua kartu pos menuliskan
keterangan foto pada kartu dengan tiga bahasa tersebut.
Keluar dari
stasiun kereta, setelah berjalan kaki selama 8 menit bangunan pertama
yang kita lihat adalah Porta Nigra (Porta = Gapura, Nigra= Hitam).
Gapura ini dulunya adalah bagian dari dinding kota empat tingkat
(seperti dinding raksasa di China) yang mengelilingi kota Trier dan
masih tampak gagah menantang jaman selama belasan abad. Nasibnya jauh
lebih baik dari pemandian Taman Sari di Yogyakarta yang sudah baru akhir-akhir ini mulai dibersihkan.
Berjalan lima menit dari gapura hitam terdapat rumah
kecil yang dijadikan Tourist information (An der Porta Nigra, D-54290
Trier telp 49-651-978080) di mana pengunjung dapat menemukan materi dan
informasi wisata dalam bahasa Inggris. Seperti ingin menghalau kesan
suram yang ditunjukkan Porta Nigra, tak jauh dari gapura raksasa
berwarna hitam itu orang Romawi menghiasi kota Trier dengan bangunan
berwarna pink cerah, Palace of Trier. Istana pink tempat kaisar roma
tinggal ini dikelilingi taman bunga dengan patung-patung Romawi.
Sejak
kota ini diduduki oleh Kaisar Augustus dari Romawi, Trier mempunyai nama
latin Augusta Trevorerum dan julukan “Roma Seconda” (Roma Kedua). Roma
Seconda pernah menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Barat. Bahkan
Kekaisaran Constantin pernah berdiam di Trier selama beberapa tahun dan
mendirikan gereja St Peter Cathedral.
Selain melihat sisa-sisa kejayaan
budaya Romawi kuno dan keindahan alam Trier, kita dapat juga melakukan
wisata kuliner masakan Franco-German serta melihat festival
‘Altstadtfest’ di musim panas dan Festival natal di musim dingin.
Festival ‘Altstadtfest’ adalah kegiatan tahunan dimana semua penduduk
kota tumpah ruah pada satu pesta besar dengan hiburan langsung, makanan
lokal, minuman anggur dan beer.
Tetapi jika teman-teman menyukai suasana Natal,
waktu terbaik datang ke sini adalah di bulan Desember, karena Trier
menjadi tuan rumah pasar natal terbaik di Eropa.
Berikut adalah
tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi untuk melihat kebesaran budaya
Romawi kuno di Trier :
1. Porta Nigra, dibangun sekitar tahun 180
dimana pada saat itu kekaisaran romawi banyak mendirikan bangunan
menggunakan bebatuan besar bergaya baroque atau gothic, merupakan pagar
terbesar peninggalan sejarah Romawi kuno di utara pegunungan alps dan
ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
2. Hauptmarkt (Pasar
Utama) adalah pusat kota Trier selama 2000 tahun. Di mana terdapat
Market Cross, air mancur St peter serta Gereja St Gangolf.
3. Dom/
gereja St Peter Cathedral adalah gereja terbesar yang dibangun pada abad
4, berjarak 100 meter dari Hauptmarkt.
4. Pemandian Romawi. Trier
mempunyai 3 pemandian umum yang sangat luas, Pemandian di sini adalah
pemandian terbesar diluar Roma, Italia.
5. Amphitheatre : sisa-sisa
jejak arena Romawi untuk pertandingan gladiator dan binatang, dibangun
tahun 100 M yang dapat menampung sekitar 20.000 penonton.
6.
Spielzeugmuseum trier (museum boneka). Di sini kita dapat melihat boneka
pada abad 18 dan 19 terutama boneka kayu pada 300 tahun lampau.
7.
Gerja St Gangolf, dibangun pada abad 12. Terletak di kawasan Hauptmarkt,
gereja ini dari tampak luar tidak terlihat hanya gapura kecil bergaya
Gothic yang terlihat menjorok ke depan bersama kedai-kedai dan
toko-toko.
8. Jembatan Romawi (Romerbrucke) yang dibangun tahun 144-152.
9. Liebfrauenkirche (Gerja Santa Maria), merupakan gereja gothic
pertama di Jerman
10. Rheinisches landesmuseum : terletak di dekat
pemandian imperial, dimana pengunjung dapat mengetahui perkembangan
sejarah jaman tengah, romawi dan Kristen.
11. University Graduation hall
(promotionsaula) yang dulunya adalah Sekolah Jesuit (Seminari) dimana
Karl Marx pernah bersekolah di sana. Jika waktu anda tidak banyak, satu
hari cukup untuk melihat obyek wisata yang anda sukai untuk sejenak
merasakan kejayaan bangsa Romawi. Tetapi jika ada waktu luang, tidak ada
salahnya mengunjungi kota terdekat, Konz, untuk melihat museum terbuka
di Roscheider Hof, yang menyajikan bagaimana penduduk di kawasan Moselle
hidup 200 tahun lalu, Luxembourg untuk melihat kota tua Grund dan
keindahan alam Ardennes atau Frankfurt yang berjarak 110 km.
sari Musdar
A Fun Fearless Female traveler (The Jakarta Post April 22nd, 2012) who likes to share her story on romance traveling novel. Author of best selling romance traveling novel, "Cinderella in Paris" & some books. Here, she wanna share her writing & photos (mostly about traveling physically and mentally aka contemplation). contact : sarimusdarcom@gmail.com twitter :@realsarimusdar unless mentioned, all pics are Sari's property
Trip With Sari Musdar
Facebook Badge
2012/07/17
Trier, Second Rome near Germany
Former legal & HR practioner who finds peace in tafakir, writing and traveling. Book Author of best selling #cinderellainparis & some travel books. Founder of @click4tripID & @duniakerjaID | Mostly writing about traveling, tafakur and up to date info.
| Instagram @SariMusdar |
Facebook : Sari Musdar. Sari can be contacted at sari.musdar09@gmail.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Any comments, share your experience or ask?