Trip With Sari Musdar

Trip With Sari Musdar
Spring Euro Trip With Sari Musdar

Facebook Badge

2012/08/02

Patah hati, kesulitan seberat apa pun, TIDAK HARUS (selalu) membuat kita MERANA…

Pernah menonton film “Yes Man” yang dibintangi komedian Jim Carrey? Film ini diambil dari buku yang bersumber dari kisah nyata penulisnya, Danny Wallace, seorang jurnalis dan pemandu acara televisi. Buku Yes Man sendiri menceritakan percobaan Danny selama 6 bulan untuk berkata ya terhadap setiap tawaran dari orang sekalipun orang tersebut tidak ia kenal. Konsep “yes man” sendiri timbul setelah Danny yang patah hati dan depresi ditinggal pergi pacarnya, bertemu dengan seorang India misterius di suatu bis di London. Percobaan uniknya itu akhirnya membawa Danny pada kejadian-kejadian dan tempat-tempat yang tidak pernah ia bayangkan, hingga ia menemukan cinta sejatinya, menjadi penulis buku laris dan pemandu acara di televisi.


Kisah yang hampir sama adalah cerita tentang latar belakang penulisan buku “Honey Moon with my brother”. Penulisnya, Franz Wisner, mempunyai ide unik untuk berpetualang ke 53 negara bersama kakaknya menggunakan uang yang dipersiapkan untuk bulan madu, setelah ditinggal pergi tunangannya. Dan ternyata kisah perjalanan yang dia tulis dalam buku itu menjadi buku laris.
Masih ingat penyanyi rock alternative/ ballads tahun 1990an, Alanis Morissette? Saya kebetulan salah satu penggemarnya. Lirik-lirik lagu Alanis yang hit, kebanyakan bercerita kemarahan pada mantan kekasihnya. Entah ini hanya pendapat saya pribadi, tetapi menurut saya, Alanis lebih produktif dan menghasilkan lagu-lagu yang menarik justru di saat dia kecewa dengan para lelaki. Saat dia sudah menemukan pasangan hidupnya, lagu-lagu penyanyi asal Kanada ini menjadi kurang greget di telinga saya fan terberatnya.


Sebelum menjadi penulis cerita maha dahsyat “Harry Potter”, menurut artikel yang saya baca di website Lentera jiwa, JK Rawling, yang dulu bekerja sebagai sekretaris sering dipecat dari tempat kerjanya karena dia lebih sering berimajinasi dan melamun (hehehe ya jelas lah ya dipecat).



Terus apa hubungan antara keempat cerita tersebut di atas? Lagi-lagi ini juga pendapat saya pribadi, kadang-kadang kemarahan / patah hati / kesulitan seberat apa pun tidak harus membuat kita merana berkepanjangan. Kita mempunyai dua pilihan, terus berkubang dalam lubang duka dan tangis berkepanjangan, atau maju melanjutkan hidup dan mencari hikmah serta peluang tersembunyi dari kejadian yang menyakitkan ini. Pada sebagian kecil orang yang bisa melihat hikmah dari cobaan hidup, kesulitan malah membuat mereka lebih kreatif.


Seperti kata pepatah orang bule, “there is always silver lining at cloud” (uhm bener ngga ya kutipannya) atau pada agama yang saya yakini, “kesulitan datang bersamaan dengan kemudahan-kemudahan” (perhatikan kemudahannya jamak).


Kadang-kadang kesulitan, seperti ditinggal tunangan atau diputus hubungan kerja, adalah cara Tuhan memaksa kita untuk melihat pintu rahmatNya yang lebih indah dan bagus, yang tidak akan kita lirik sedikitpun jika kesulitan/ cobaan hidup tiba-tiba datang tanpa diundang ke dalam hidup kita.

Pada kasus saya pribadi (kesempatan untuk curcol dan dibaca orang hehehe) patah hati pada lelaki impian yang saya kenal 4 tahun lalu, memotivasi saya untuk menulis novel yang kalau jadi, akan saya kirim ke lelaki tersebut. Lucunya setelah saya berhasil menulis novel dan novel itu akhirnya diterbitkan, perasaan cinta yang terpendam selama 3 tahun di dasar hati saya kepada lelaki itu mulai menguap, diganti dengan sikap pasrah pada takdir bahwa Tuhan belum mengijinkan saya bertemu kembali dengan lelaki itu (hahaha saya tetap optimis menggunakan kata “belum”, yang berarti masih berharap Sang Pembolak-Balik Hati mempertemukan saya dengannya).


Semakin mendekati novel saya yang berjudul “Cinderella in Paris” terbit, hati saya sudah bersih dari jejak lelaki yang telah merajai hati saya sekian tahun dan berganti dengan perasaan bongah, excited, novel yang dulu hanyalah ide konyol saya untuk mendapatkan dia lagi, benar-benar menjadi sebuah buku! (uhm sebenarnya sih belum bersih 100 %, kalau dia tergerak untuk kembali ke saya setelah saya menjadi Novelist, saya ngga nolak kok, bener )


Kebetulan, seorang sahabat baru saja ditinggal menikah oleh mantan pacarnya. Kisah sahabat saya ini, jauh lebih menyayat hati daripada kisah cinta di sinetron Indonesia buatan rumah produksi India bersaudara. Bayangkan saja, tidak ada yang salah dengan sahabat saya ini, secara fisik dia sangat menarik, dan sikapnya juga bersahabat. Setelah gagal menjalin hubungan cinta, akhirnya dia menemukan lelaki yang dia kira soulmate nya.


Lelaki ini bahkan sudah merencanakan pernikahan dan memperkenalkan sahabat saya ke keluarga besarnya. Hingga suatu hari, sang calon ibu mertua yang dulunya baik, seperti tokoh antagonis dalam sinetron, melakukan kudeta yang sangat dramatis hingga membuat sahabat saya ini kehilangan pujaan hatinya. Seperti melihat lampu neon terang, timbul ide iseng dalam otak nakal saya untuk bertemu dengan dia, mendengar segala curhatannya dan kemudian mulai menulis naskah sinetron hehehe Untungnya sahabat saya itu tidak keberatan curhatannya dibuat cerita.


Dini hari Jumat di tengah paduan suara kodok sawah di pinggiran Jakarta, untuk seorang sahabat yang terluka karena cinta….You will survive, gal
Sarmus

2 comments:

  1. Two thumbs up thanks untuk pencerahannya. Saya juga pasti BISA keluar dari kubangan tidak damai sejahteta ini

    ReplyDelete

Any comments, share your experience or ask?