Sejak dua bulan lalu ada beberapa orang yang mengajak pertemanan di Facebook, dan setelah saya setujui mereka dengan sopan dan manis protes, "Mbak kok cari novelnya CIP susah banget sih, udah ke toko gramedia yang besar juga belum dapat"
Jangan salah beli ya, ini cover baru CIP |
CIP dibawa melanglang buana pemilik Air Asia |
Saya coba cek ke Gramedia Matraman, Gandaria, Pondok Indah Mall, Pejaten Village di Jakarta dan Gramedia Teras Kota di BSD serta Gramedia Jalan Merdeka di Bandung, satu pun sosok si pinky Cinderella in Paris ngga saya termui. Ini beneran cetak kedua CIP udah habis apa gimana ya?
Di tengah-tengah rasa penasaran, editor saya kontak, "Mbak buku CIP cuma tinggal 39, Grasindo mau cetak ulang lagi!" Wah, ngga bisa
jelasin deh bahagianya :)
kamu punya yang mana ? |
Penasaran seperti apa sih trailernya? lihat di sini nih :
ini foto-foto kiriman pembaca :
SINOPSIS
Cerita ini bukanlah cerita Cinderella biasa. Ini
adalah sebuah kisah anak manusia yang mencoba mencari arti hidup dan
kebahagiaan sesungguhnya.
Di usianya yang menginjak 28 tahun,
Saras Ratiban baru menyadar status single ternyata kurang menguntungkan
di masyarakat Indonesia. Takut dicap perawan tua, Saras berusaha dengan
segala cara, baikcara masuk akal yang ia pelajari dari majalah-majalah
perempuan, maupun cara-cara di luar nalarnya sebagai perempuan cerdas
yang biasa berpikir logis.
Tiga tahun setelah usahanya yang gigih
tetapibelum bertemu pasangan hidupnya, di puncak kejenuhan, Saras
memutuskan memulai perjalanan ke Eropa bersama teman yang baru
dikenalnya. Perjalanan itu benar-benar intermezzo dalam hidupnya yang
menyenangkan dan penuh petualangan,sebelum temannya Ela berubah menjadi
frenemy (teman tapi musuh) di gerbong kereta dalam perjalanan dari Trier
menuju Luxemburg.
Di tengah kesedihan karena dikhianati
seorang yang selama setahun ini dikiranya sahabat baik, secara tidak
sengaja saat berusaha menghindarkan diri dari kejaran pelukis jalanan di
Montmartre (Paris),Saras melakukan tindakan nekat yang membuatnya
berkenalan dengan Stephane.
Lika-liku kisahnya bikin greget.
Alurnya tidak datar. Apa yang Saras cari? Cintakah? Atau filosofi sisi
lain dari apayang ia inginkan sesungguhnya?
Sekedar
refreshing apa itu Cinderella in Paris, karena banyak orang mengira ini
hanya novel sejenis ChickLit untuk abg (kebanyakan masuk resensi buku
di majalah ABG seperti Aneka Yess yang tanggal 7 Juni merekomendasikan
buku ini "cool" untuk dibaca begitu juga majalah berbahasa Inggris
"HighEnd Teen", saya pengen cerita lagi nih tentang novel ini.
Berikut bahasan yang ditulis di http://www.wisata-buku.com
Sebuah novel yang mengesankan.
Berikut bahasan yang ditulis di http://www.wisata-buku.com
Sebuah novel yang mengesankan.
Bisa menggelorakan semangat dalam rangkaian perjalanan
mengarungi hidup. Sehubungan
dengan kisah yang ditulisnya terkesan realis, bisa jadi
mungkin ini adalah pengalaman pribadi sang
pengarang. Tapi, kalau pun tidak, pasti di antara pembaca akan merasakan irisan
pengalaman yang mirip dengan yang dikisahkan Sari Musdar.
Kesedihan memang tidak melulu diratapi. Tapi mesti
dimaknai dengan sesuatu yang bisa dijadikan pengalaman berharga. Tentu saja
semua itu berharap akan berujung kepada kebahagiaan.
Ini adalah sebuah kisah anak manusia yang mencoba
mencari arti hidup sesungguhnya. Saras Ratiban, sang tokoh utama melampiaskannya
dengan melakukan petualangan panjang ke berbagai negara. Sebab, baginya dari
petualangan itu ia akan menemukan kejaiban-keajaiban yang tak akan
pernah diduga.
Lika-liku kisahnya bikin greget.Alurnya tidak
datar. Apa yang Saras cari? Cintakah? Atau filosofi sisi lain dari apa yang ia
inginkan sesungguhnya?
Simak bacaan menariknya dan rasakan sensasi
dramatis kota Paris. (muluk)
Komentar Pembaca bisa dilihat di klik di sini
“Cinderella in Paris” ditulis KRN di indocampus.org
Sekitar 3 minggu yang lalu, saya menemukan sebuah novel menarik berjudul “Cinderella in Paris”. Memang terkesan seperti cerita dongeng Cinderella yang merupakan impian anak – anak perempuan terhadap pangeran tampan dan kerajaannya serta kehidupan bahagia selamanya Terus terang, mungkin itulah yang membuat saya membelinya, rasa ingin tahu cerita Cinderella selain versi Disney tentunya. Dan pada akhirnya, saya menemukan bahwa novel ini berbeda dengan cerita – cerita ‘Cinderella’ pada umumnya.“Cinderella in Paris” ini menceritakan kehidupan seorang Saras Ratiban, wanita karir dengan penampilan menarik, yang mencari pasangan hidup di usia cukup matang untuk menikah bagi wanita pada umumnya. Diawali dengan kilas balik pencarian cinta di masa remaja yang tidak berjalan semulus kelihatannya, di fase usia menjelang 30 tahun ini, ia mulai berpikir serius mengenai pasangan hidupnya. Setelah mengundurkan diri dari pekerjaan yang menjanjikan, ia memutuskan untuk mengunjungi salah satu kakaknya di Paris. Perjalanannya dimulai dari Amsterdam sampai ke Paris, dengan berbagai konflik persahabatan, keluarga, percintaan hingga akhirnya ia menemukan cinta sejati yang ternyata selalu menunggu di Paris. Dari suatu kebetulan dan halangan, terjadilah apa yang diungkapkan orang – orang tua kita “kalau jodoh tidak kemana”.
Ide novel ini sebenarnya sederhana, mudah dicerna dan digambarkan setiap detailnya dengan baik oleh si penulis. Berlatar belakang tempat – tempat di Amsterdam dan Paris, “Cinderella in Paris” menjadi novel romance travelling – begitu saya menyebutnya, tentu saja kategori buatan saya – yang dapat dijadikan referensi bacaan ringan untuk teman – teman wanita khususnya (pria pun boleh kok sebenarnya ;p). Bagi saya pribadi, novel ini cukup mewakili perasaan sekaligus menguatkan wanita – wanita yang berada dalam fase menjelang 30 tahun tersebut.
Behind the book bisa dibaca di klik di sini
Ini bukan cerita upik abu, bukan pula cerita snow white. Penamaan Cinderella saya ambil dari istilah psikologi, “cinderella syndrome”.
Ikhlas memang mudah
dikatakan lewat mulut, saat orang lain menangis karena belum bertemu jodoh,
berprasangka buruk pada Tuhan, saya memilih untuk menulis novel yang semoga bisa menghibur para pejuang cinta
Di dalam masyarakat kita ada
stigma, para 'perawan tua' terkenal jutek, penampilan apa adanya, sirik dengan
perempuan-perempuan muda yang sudah menikah
Di dalam masyarakat kita
pula ada ejekan/ tuduhan sok tahu kepada mereka yang usia 25 tahun ke atas & belum
menikah 'perawan tua', 'gak laku-laku' atau "terlalu pemilih"
Jodoh memang misteri
Ilahi dan setiap orang mempunyai cerita/ jalan hidup yang berbeda. Ikhlas dengan
keadaan, tetap usaha dan tetap berprangka baik
Jika
dalam agama diyakini, jodoh, rezeki dan mati adalah rahasia Tuhan,
Darwis Tere Liye pernah menulis kepada orang-orang yang selalu bertanya
"kapan menikah?" mengapa tidak ada pertanyaan 'Kapan meninggal?" Nah!
kalau diyakini jodoh bagian dari rahasia Tuhan, berhentilah bertanya
seperti ini.
God's timing always right |
Cinderella in Paris
tadinya adalah renungan saya tentang hidup, jodoh dan kebahagiaan, juga curcol teman2-teman seumuran laki-perempuan yang jomblo/ single.
Tapi untuk novel diperlukan
konflik dan drama, maka saya buat versi fiksi dari renungan hidup, curcol teman-teman dan travelogue ke eropa + aussie
Cinderella in Paris adalah ajakan untuk ikhlas menerima skenario Tuhan, CARPE DIEM/ "voir la vie en rose" nikmati hidup, buat diri bahagia dan bahagiakan orang di sekitar kita
Hidup adalah pilihan, pilihan utk 1. menerima jalan cerita yang Tuhan berikan (bahasa menterengnya IKHLAS & tawakal) dan mbuatnya jadi cerita manis
Kedua, pilihan untuk menangis dan berteriak "WHY ME?" pada Tuhan, menikmati diri mjadi korban,
seolah-olah nikmat Tuhan yg lain TAK TERLIHAT
Usaha adalah hak manusia,
tentang hasil serahkan pada Yang Maha Kuasa. Tapi jangan pernah memandang kita belum
sempurna / minder karena masih lajang
Saya
pilih pilihan pertama,
rayakan kehidupan dengan aktivitas yang saya suka, memuji Tuhan atas apa
yang sudah diberikan,
toh saya lahir tanpa kekurangan anggota tubuh dan semua anggota tubuh
saya berfungsi dengan baik. Bukankah ini berkah yang harus disyukuri?
Cinderella in Paris juga mengajak para pencari cinta untuk tetap berusaha lahir bathin menjemput jodoh
Doa saya semoga tidak ada lagi
stigma pada para perempuan (atau laki-laki) lajang. Percayalah, kami sudah rasakan beban dengan label
ini :) tapi kami berhak bahagia
Cinderella in Paris
pertama terbit Mei 2010, dan krn di toko2 buku sdh stock out sejak lama, thn
ini buku #CIP akan
dicetak dgn sampul baru
Mei 2013 Cinderella
in Paris terpilih sebagai naskah terfavorit di #PSA (Publisher Searching for author) Grasindo Publisher, diantara 600 lebih naskah yang masuk.
Dengan sampul dan editan yang lebih menarik, nantikan CIP di Gramedia pertengahan
Juli 2013.What they say about Cinderella in Paris (new look)
Simak ini dulu sebelum membaca Cinderella in Paris :)
Endorsement Cinderella in Paris
Endorsement Cinderella in Paris
What does a woman do when she has crossed the marriageable
age and still looking for the right match in Indonesia? Well, ask Sari Musdar
the author of Cinderella in Paris. While many women faced awkward questions as
to why they are not married yet Sari Musdar made a smart decision: she packed her bag and took too a journey
to Europe. And her experience inspired her to pen a travelogue that I guess
turned into a novel. A novel that brought smiles to my face on an otherwise
boring Sunday. Sari has presented a single woman's experience in a male
dominated world with a touch of humor and not as a critic. That's the beauty of
Cinderella in Paris! I wish Sari and her work a great success!
Anirudya Mitra, Co
Producer MD Pictures (Habibie Ainun, Ayat-Ayat Cinta)
"Udah baca, asik banget! Kita semua dalam beberapa titik di
kehidupan ini merasakan hal yg sama. So, sangat involve banget jadinya pas membaca"
Rudi Sujarwo, sutradara film 'Ada apa dengan cinta"
"
Luwes dan jujur. Si lajang yang optimis dan 'berjuang' menghapus stigma
menjengkelkan dari pergaulan sosial. Membuat emosi ikut teraduk-aduk" .
Novel ringan yang menarik
Petty S Fatimah, pemimpin redaksi Femina
Tak gampang memahami
pergulatan rasa yang dialami seorang perempuan ketika ia tiba pada usia
menikah, namun belum mendapat jodoh juga. Mulai dari stigma masyarakat yang
negatif, hingga keluarga sendiri yang kerap memojokkan. Belum lagi komentar,
“Terlalu pemilih sih!”, seakan-akan saat naik ojek ia akan langsung lompat pada
abang pertama yang lewat. Naik ojek saja pilih-pilih, apalagi suami! Sari
Musdar dengan apik mengemas petualangan Sarah Ratiban berpindah-pindah benua
untuk mencari dirinya dan tulang rusuk tempat ia berasal. Kita dimanjakan
dengan gambaran deskriptif akan tempat-tempat indah dan bersejarah di berbagai
pelosok dunia. Pola pikir sang penulis yang detail dan lucu membuat kita
terhibur mengikuti perjalanan sang Cinderella mencari kekasih. Jomblo tidak
berarti ngenes, perempuan tidak
lemah, dunia tak selebar daun kelor. Buku ini bisa membuka cakrawala untuk
mereka yang gemar traveling sekaligus memberikan suntikan semangat bagi para
pencari cinta. Tetap menjadi diri sendiri, jangan
khawatir apa kata orang, dan berbahagialah melakukan hal-hal yang kamu cintai,
Sari menyuntikkan semangat positif untuk pembacanya.
Azza
Waslati, menikah,
entrepreneur digital agency, kontributor majalah & mantan penyiar radio
"Sebuah
perjalanan asyik di berbagai kota di dunia, dari Jakarta dan Bandung ke Paris,
Melbourne atau Amsterdam, buku ini sebenarnya adalah sebuah perjalanan
eksistensial: cerita tentang belajar persahabatan, kesabaran, harapan dan akhirnya
penemuan cinta sejati. Buku ini membantu penemuan gaya hidup "La vie en
rose". Saya sangat merekomendasikan buku ini!"
Christophe Dorigné-Thomson, penulis “Jakarta!”
"Sari Musdar bercerita dengan ringan dan fun,
namun dengan muatan yang well-researched dan lengkap. Outstanding piece! This
book is a page-turner, finished in one sitting!" -
Uli Herdinansyah, MC & presenter TV
"Ceritanya menarik! Mengangkat suka-duka
cerita cinta yang sering terjadi di kehidupan nyata. Kisah-kisah yang diangkat
pun unik dan lucu. Setting-an lokasinya juga bagus, disertai pemaparan informasi tentang lokasi-lokasi tersebut. cocok lah
pokoknya buat mereka yang senang dengan cerita cinta di tempat-tempat yang
mengagumkan. "
No comments:
Post a Comment
Any comments, share your experience or ask?